• RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

NUBUATAN TUHAN BAGI GEREJANYA

Posted by GBI Kudus On Jumat, Oktober 15, 2010

Tuhan punya rencana yang besar bagi GerejaNya (anak-anakNya), lewat nubuatan nabi Yesaya, kita dapat mengetahuinya. Rencana Tuhan tidak pernah gagal (Yesaya 55:11). Bila satu generasi gagal menggenapi rencana Allah, Ia akan bangkitkan generasi yang lain yang Ia tugaskan untuk menggenapi rencanaNya. Seperti pada jamannya Musa, karena kekerasan hati orang-orang pada jamannya Musa, mereka tidak dapat menggenapi rencana Allah untuk masuk ke tanah Kanaan (I Korintus 10:5). Lalu Allah bangkitkan generasi Yosua. Generasi Yosua masih Ia beri tugas yang sama untuk menggenapi rencanaNya untuk masuk tanah Kanaan, dan generasi Yosua meresponinya, mereka dapat masuk tanah Kanaan. Itu cara kerja Allah, dan Ia masih bekerja dengan cara yang sama. Pastikan dirimu untuk meresponi rencana Tuhan.

Nubuatan bagi gerejaNya :

1. Gereja menjadi teladan dalam segala hal.
“Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah Tuhan akan berdiri tegak dihulu gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit ; segala bangsa akan berduyun-duyun kesana, dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata : “Mari, kita naik ke gunung Tuhan, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalanNya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan Firman Tuhan dari Yerusalem.” Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa; maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang.” (Yesaya 2:2-4).
Tuhan ingin gerejaNya (anak-anakNya)lebih unggul dalam segala aspek kehidupan (Yesaya 2:2), dan menjadi teladan bagi dunia ini, bukan hanya dalam bidang kerohanian saja, tetapi dalam seluruh aspek kehidupan (kejujuran, ketekunan, kecerdasan, kegigihan, integritas). Tuhan ingin anak-anakNya ; jika seorang pelajar, adalah pelajar yang cerdas, bermoral tinggi, sopan. Jika anakNya adalah seorang pegawai/ karyawan mereka adalah pegawai yang gigih, jujur, berdedikasi tinggi dan penuh integritas. Jika anakNya adalah seorang pengusaha, mereka adalah pengusaha yang tekun, gigih, penuh integritas. Karena anak-anak Tuhan unggul dalam segala hal, maka akan banyak orang yang akan belajar kepadanya (Yesaya 2:3). Itulah yang Tuhan rencanakan bagi gerejaNya.

2. Gereja menyatakan kemuliaanNya
“Maka Tuhan akan menjadikan di atas seluruh wilayah gunung Sion dan di atas setiap pertemuan yang diadakan di situ segumpal awan pada waktu siang dan segumpal asap serta sinar api yang menyala-nyala pada waktu malam, sebab di atas semuanya itu akan ada kemuliaan Tuhan sebagai tudung dan sebagai pondok tempat bernaung pada waktu siang terhadap panas terik dan sebagai perlindungan dan persembunyian terhadap angin ribut dan hujan.” (Yesaya 4:5-6)
Tuhan ingin memakai GerejaNya untuk menyatakan kemuliaanNya. Melalui hidup anak-anakNya, dunia melihat kemuliaan Tuhan.

3. Gereja menjadi tanda ajaib (alat untuk merubah kota)

“Dengar bunyi kegemparan dari kota, dengar, datangnya dari Bait Suci! Dengar, Tuhan melakukan pembalasan kepada musuh-musuhNya!” (Yesaya 66:6)
Allah ingin menjangkau dunia lewat hidup orang-orang percaya. Hidup orang-orang percaya bagaikan terang yang bersinar dalam kegelapan, memberi harapan dan membawa keteraturan Ilahi. Seperti kehadiran Yusuf di tengah-tengah bangsa Mesir (Kejadian 41:1-36). Melalui Yusuf, bangsa Mesir terhindar dari kelaparan pada saat bencana kelaparan terjadi pada masa itu. Bukan hanya bangsa Mesir saja yang terselamatkan dari bencana kelaparan, tapi juga bangsa Israel. Seperti itulah yang Allah inginkan bagi gerejaNya. Bukan seperti Lot dan keluarganya, yang tidak dapat berfungsi sebagai tanda ajaib bagi kotanya, sehingga terpaksa Tuhan menghancurkan Sodom dan Gomora (Kejadian 19:1-29). Seandainya Lot dan keluarganya dapat berfungsi sebagai terang dan garam bagi kotanya, maka Allah tidak menghancurkan kota Sodom dan Gomora. “Aku mencari di tengah-tengah mereka seorang yang hendak mendirikan tembok atau yang mempertahankan negeri itu dihadapanKu, supaya janganKu memusnahkan, tetapi Aku tidak menemuinya.” (Yehezkiel 22:30).
Gereja yang berdampak bagi kotanya, itu yang Allah inginkan bagi kita. “Usahakan kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada Tuhan, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.” (Yeremia 29:7)

Ukuran iman kita adalah Firman Tuhan. Dengan pemahaman Firman yang lebih dalam, maka ukuran iman kita akan makin besar, sebesar janji Tuhan kepada kita. Miliki pengharapan dan iman yang besar kepada Allah dan janjiNya.
Sebelum nubuatan ini terjadi atas gerejaNya, ada sesuatu yang Allah lakukan terlebih dahulu bagi
gerejaNya. Inilah yang akan Tuhan lakukan terlebih dahulu atas kita – gerejaNya: “Apabila Tuhan telah membersihkan kekotoran puteri Sion dan menghapuskan segala noda darah Yerusalem dari tengah-tengahnya dengan roh yang mengadili dan yang membakar” (Yesaya 4:4). Sebelum terjadinya penggenapan nubuatan, Allah akan “membersihkan kekotoran puteri Sion dan menghapuskan segala noda darah Yerusalem tengah-tengahnya dengan roh yang mengadili dan yang membakar.” Dengan kata lain, Allah akan melakukan ‘pendisiplinan’.
Pendisiplinan adalah suatu tindakan tegas yang kita lakukan untuk mencabut semua kelemahan,
kemanusiawian dan kedagingan yang selama ini menghambat pertumbuhan kita dalam mencapai puncak potensi kita di dalam Kristus dan pada saat yang bersamaan menanamkan nilai-nilai, filosofi dan gaya hidup Ilahi sehingga kita secara terus-menerus dapat hidup melekat kepadaNya.
“Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang
harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimana kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?” (I Petrus 4:17). Sekarang adalah saatnya Allah melakukan pendisiplinan, dan pendisiplinan dimulai dari rumah Tuhan. Tujuan pendisiplinan adalah: supaya tidak ada sesuatu apapun yang dapat menghalangi Kristus nyata melalui hidup orang-orang percaya.
Dalam I Korintus 11:30 menujukkan kepada kita bahwa; Allah mendisiplinkan jemaat di Korintus.
“Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal.” (I Korintus 11:30). Lebih jauh lagi Firman Tuhan mengatakan: “Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita. Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.” (I Korintus 11:31-32). Mari kita menguji diri kita dengan menyelaraskan hidup kita dengan prinsip kebenaran Firman Tuhan, supaya kita terhindar dari hukuman. Tapi seandainya kita menerima pendisiplinan / didikan dari Tuhan, hal itu Allah berikan kepada kita supaya kita tidak di hukum bersama-sama dengan dunia.
Respon kita menentukan bagaimana Allah memperlakukan kita. “Dan sudah lupakah kamu akan nasehat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak : “Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkanNya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihiNya dan Ia menyesah orang yang diakuinya sebagai anak. Jika kamu harus menanggung ganjaran, Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya. Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak anak-anak gampang.” (Ibrani 12:5-8). Pada saat hidup kita tidak sesuai dengan prinsip Firman Tuhan, atau kita berada pada jalan yang salah, bahkan pada saat kita baru mengangan-angankan / merencanakan/ memikirkan sesuatu yang berlawanan dengan kebenaran Firman Tuhan, Allah mendidik kita melalui Firman yang kita baca, dan kita mulai kehilangan damai sejahtera (karena pikiran daging adalah maut – Roma 8:6) itu bentuk dari didikan Tuhan. Tapi bila kita tetap mengeraskan hati, Allah akan pakai orang lain untuk memperingatkan / menegor kita. Tapi bila kita tetap mengeraskan hati, Allah akan pakai situasi dan keadaan disekeliling kita yang tidak enak, dengan tujuan supaya kita bertobat. Tapi bila kita tetap mengeraskan hati dan tidak mau berbalik kepada Allah, maka Allah akan ‘menyesah’ kita. Allah akan mengijinkan kita masuk pada situasi yang akan memaksa kita untuk bertobat. Dalam Ibrani 12:6, kata ‘menyesah’ dipakai untuk menggambarkan situasi / keadaan yang dialami oleh orang-orang yang mengeraskan hati terhadap hajaran Tuhan. ‘Sesah’ adalah hukuman dipukul dengan cambuk yang bertali lebih dari satu, masing-masing tali diberi beberapa simpulan atau potongan logam atau tulang yang tajam, sehingga pada saat cambuk dipukulkan, maka kulit bahkan daging akan robek dan berdarah. Hukuman ini mengerikan sekali. Tuhan Yesus sebelum disalib juga disesah oleh prajurit-prajurit romawi (Yohanes 19:1). Tapi Tuhan Yesus di sesah karena menanggung dosa kita bukan karena kesalahanNya. Yunus, ketika disesah Tuhan, ia berada dalam perut ikan – ia berteriak kepada Tuhan dan berkata: “Dalam kesusahanku aku berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab aku, dari tengah-tengah dunia orang mati aku berteriak dan Kau dengarkan suaraku.” (Yunus 2:2) Yunus berseru kepada Tuhan seperti di tengah-tengah dunia orang mati – neraka. Hidup seperti di neraka, itulah yang dialami oleh orang-orang yang sedang di sesah karena ketidaktaatan kepada Tuhan. Tujuan dari semuanya itu adalah seperti kita bertobat. Semuanya itu Allah lakukan karena kasihNya kepada kita. (Ibrani 12:7). Ia tidak ingin kita binasa bersama-sama dunia (I Korintus 11:32). Hanya anak-anak yang tidak dikasihi orang tuanya – karena ia adalah anak yang tidak di harapkan oleh orang tuanya – anak haram/ anak gampang – yang tidak salah dibiarkan dan tidak dididik oleh orang tuanya (Ibrani 12:8).
Karena itu milikilah hati yang lembut hati yang mudah di bentuk dan di ajar. Sehingga pada saat kita ditegor lewat Firman Tuhan, kita cepat-cepat bertobat. Sehingga kita terhindar dari hajaran bahkan sesahan karena ketidaktaatan.
Yang ingin Tuhan bersihkan dari gerejaNya (orang-orang percaya) adalah: roh duniawi. “Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.” (I Yohanes 2:16). Iblis berusaha memasukkan nilai-nilai duniawai supaya anak-anak Tuhan merosot.