• RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

DISELAMATKAN DARI ANGKATAN YANG JAHAT

Posted by GBI Kudus On Jumat, Oktober 15, 2010

“Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihat mereka, katanya: “Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini.” (Kisah Rasul 2:40).
Tuhan tidak lagi menyelamatkan kita dari neraka, karena jika kita percaya kepada Tuhan Yesus, kita pasti masuk sorga (Yohanes 3:16). Tapi kita harus diselamatkan dari angkatan yang jahat. Angkatan yang jahat adalah suatu angkatan atau suatu generasi yang hidupnya dikuasai oleh roh kegelapan dengan ciri hidup mementingkan diri sendiri dan hidup dalam hawa nafsu. “Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.” (Efesus 2:1-3).
Kita masih tinggal di dunia, belum di sorga. Kuasa kegelapan (penguasa kerajaan angkasa) masih berkuasa di dunia ini (Efesus 2:2), karena itu masih banyak kejahatan, ketidakadilan, korupsi, dll yang terjadi di dunia ini. Dan semuanya itu juga terjadi di tengah-tengah kita, sebagai akibatnya nilai-nilai mereka (nilai-nilai duniawi) juga sering mewarnai hidup jemaat. Sebagai contoh : Nilai di dunia (di sekitar kita) berkata menabur ‘sedikit-dikitnya, menuai sebanyak-banyaknya.’ Jemaat yang memiliki nilai-nilai seperti ini, akan terjadi pergumulan, jika Tuhan menggerakkannya untuk berkorban. Padahal Firman Tuhan berkata : “Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga” (II Korintus 9:6). Menurut dunia, orang yang sukses adalah orang yang kaya. Jika nilai-nilai ini masuk ke dalam gereja Tuhan, bagaimana dengan Lazarus yang miskin dalam perumpamaan Tuhan Yesus yang ada dalam Lukas 16:19-31. Tapi nilai Kerajaan Allah menyatakan bahwa orang yang sukses adalah orang yang hidup dalam rencana Allah.
Banyak orang-orang Kristen yang pikirannya dibutakan oleh ilah zaman ini (II Korintus 4:3-4), sehingga mereka menghidupi nilai-nilai dunia ini. Walaupun secara lahiriah mereka menjalankan ibadah dan aktif ke gereja tapi tidak ada perubahan dalam hidup mereka, seharusnya kepercayaan membawa perubahan hidup, tapi hal itu tidak terjadi karena nilai-nilai dunia ini masih menguasai mereka. Seperti yang dikatakan Rasul Paulus : “Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!.” (II Timotius 3:5). Mereka mencintai diri sendiri, menjadi hamba uang dan lebih menuruti hawa nafsu daripada menuruti dan taat kepada Allah (II Timotius 3:1-5).
Tuhan ingin menyelamatkan kita dari tengah-tengah angkatan yang jahat. Karena itu dalam Kisah Rasul 2:40 berkata: “Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini.” ‘Berilah dirimu,’ adalah sesuatu yang memerlukan respon. Kita yang ingin diselamatkan dari angkatan yang jahat harus memberikan respon. Dalam Kisah Rasul 2:42 mengatakan: “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.” Dalam Kisah Rasul 2:46 mengatakan: “Dalam bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati.” Jadi respon yang harus diberikan adalah :

1. Bertekun dalam ibadah dan persekutuan (Mezbah Keluarga)

Dalam ibadah kita diajar dengan prinsip-prinsip kebenaran Firman Tuhan dan selain itu kita bertemu dengan saudara-saudara seiman untuk saling menguatkan dan memberi dorongan dan juga berbagi kasih. Dalam pertemuan Mezbah Keluarga, kita dapat bersekutu dengan saudara seiman dalam kelompok yang lebih kecil, selain itu dalam Mezbah Keluarga kita diajar dengan Firman Tuhan. Sehingga jemaat dapat bertumbuh bersama-sama.

2. Bertekun dalam pengajaran Rasul-rasul / bertekun dalam Firman Tuhan.

Kita harus bertekun dalam menghidupi Firman. ‘Tekun’ adalah melakukan pekerjaan yang sama secara berulang-ulang. Bertekun dalam Firman artinya bertekun dalam mendengarkan Firman, mencatat setiap Firman yang diterima, membacanya kembali atau mengulangi mendengarkannya kembali, sampai kita memiliki pemahaman yang sama dengan apa yang dipahami oleh sang pengkotbah. Sehingga Firman yang sama yang telah bekerja dalam hati dan hidup sang pengkotbah akan bekerja pula dalam hati dan hidup kita. Sehingga kita juga akan mengalami kedasyatan Firman seperti yang telah di alami oleh sang pengkotbah.
Kita harus memakai setiap prinsip-prinsip kebenaran Firman untuk mengubah cara berfikir kita. Sehingga nilai-nilai dunia harus diganti dengan nilai-nilai Kerajaan Allah. Dengan tekun merenungkan Firman (mencatat, menghafal, memperkatakan, memikirkan dan mengimajinasikan Firman), kita dapat menyelaraskan pikiran kita dengan Firman Tuhan. Bila kita tekun melakukannya, kita akan terselamatkan dari angkatan yang jahat ini.

Dampak dari jemaat yang bertekun, adalah : jemaat akan kuat dan tetap melakukan kehendakNya ditengah-tengah aniaya. Dalam Kisah Rasul 11:19-21. Jemaat di Yerusalem melarikan diri karena penganiayaan yang timbul sesudah Stefanus dihukum mati. Mereka tersebar sampai ke Fenisia, Siprus dan Antiokia. Di tempat pengungsian, jemaat tetap memberitakan Injil. Jemaat melarikan diri karena Injil, sudah sewajarnya mereka di tempat pengungsian menjadi takut memberitakan Injil. Tapi hal itu tidak terjadi pada jemaat Yerusalem. Di tempat yang barupun, mareka tetap memberitakan Injil dan banyak orang yang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan. Mereka adalah jemaat yang kuat dan tetap melakukan kehendakNya di tengah-tengah aniaya, karena mereka adalah jemaat yang bertekun, baik dalam ibadah, persekutuan dan juga bertekun dalam pengajaran Firman Tuhan (tekun menghidupi Firman).
Kejahatan, ketidakadilan, korupsi masih terjadi dimana-mana, karena kuasa kegelapan masih berkuasa di dunia ini. Kita sebagai duta Kerajaan Allah harus membawa terang di tengah-tengah kegelapan, untuk tugas itu kadang kita harus menghadapi ‘konfrontasi’ (tantangan). Bila kita tidak kuat, maka kita akan cenderung ‘mengkompromikan kebenaran’ untuk menghindari ‘konfrontasi’. Karena itu, kita harus menjadi jemaat yang kuat dan tetap melakukan kehendakNya (taat kepada Allah) walau apapun yang terjadi. Bagi orang-orang yang taat mutlak kepada Allah, mereka akan mengalami kedasyatan Allah dalam hidupnya (Daniel 6:1-29)