• RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

BUDAYA KERAJAAN SURGA

Posted by GBI Kudus On Minggu, Mei 18, 2008

Suatu kerajaan tertentu pasti mempunyai kebudayaan tertentu. Budaya adalah suatu kebiasaan yang dilakukan terus menerus oleh sekelompok orang yang tinggal di daerah tertentu. Kerajaan Surga juga mempunyai budaya tersendiri. Setelah kita percaya kepada Kristus, kita menjadi warga Kerajaan Surga yang di utus Allah ke dunia untuk memperluas Kerajaan Surga di dunia ini. ‘Karena kewargaan kita adalah di dalam surga’ Filipi 3:20. Kata Tuhan Yesus: “Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikianlah juga sekarang Aku mengutus kamu” Yohanes 20:21. budaya kerajaan surga ada dalam Matius 6:9-15, mari kita bahas satu per satu.

1. “Bapa kami yang di surga. Dikuduskanlah namaMu, datanglah kerajaanMu. Jadilah kehendakMu di bumi seperti di surga” Matius 6:9-10. hal ini menunjukkan bahwa seluruh keberadaan kita harus tertuju bagi kepentingan Kerajaan Surga untuk memperluas kerajaan surga. Dimanapun kita berada, kita harus memakai segala sarana dan fasilitas yang ada pada kita untuk memperngaruhi lingkungan kita menjadi sesuai dengan kehendak surga. Yang menjadi masalah adalah: bagaimana kita dapat mempengaruhi lingkungan untuk selaras dengan surga, jika kita sama dengan lingkungan kita. Jika anda mempunyai cara berpikir yang sama dengan dunia, awas, hati-hati, itu bukan hakekatmu yang sejati di dalam Kristus!! Engkau yang sejati adalah warga Kerajaan Surga.

2. “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya” Matius 6:11. Tuhan ingin kita tidak tampak! Kaya atau miskin tidak menjadi ukuran ‘cukup’. ‘cukup’ itu bagi setiap orang tidak sama, dan Allah yang tahu kebutuhan kita akan mencukupinya. “Allah ku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaanNya dalam Kristus Yesus” Filipi 4:19. Bila kita dapat percaya dan hidup dalam janji Allah ini, kita dapat hidup dengan pengucapan syukur senantiasa. “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu” I Tesalonika 5:18. Mengucap syukur dalam segala perkara itu tanda orang yang beriman.

3. “Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami” Matius 6:12. Inilah yang Tuhan kehendaki bagi kita, yaitu kita dapat menanggulangi setiap konflik batin. Yang Tuhan mau kita menjadi orang pemaaf bukan pendendam dan menyimpan kepahitan. Dosa kita kepada Tuhan sejak lahir sampai kematian kita nanti sangat besar dan tak terhitung, dan dosa itu telah diampuni oleh Tuhan dan telah dipikulNya di atas kayu salib. Karena dosa kita yang sangat besar itu sudah diampuni, maka Tuhan ingin kita dapat mengampuni orang yang bersalah kepada kita “Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!” Roma 12:14. Mengutuk dengan kata-kata pun tidak diijinkan Tuhan, apalagi membalas. Tuhan tidak memberi hak kepada kita untuk membalas orang yang bersalah kepada kita. Karena pembalasan itu haknya Allah. Kewajiban kita adalah berbuat baik kepada semua orang. “Janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.” Roma 12:19-20. Bila kita membaca ayat ini, jangan kita berfikir bahwa: dengan berbuat baik kepada orang yang bersalah kepada kita, itu artinya kita mendatangkan celaka bagi mereka. Bukan, itu yang dimaksud. Orang Yahudi pada zaman itu bila tidak punya api (karena pada saat itu belum ada korek api) ia akan minta api pada tetangganya, kemudian ia akan diberi bara api yang akan dibawanya dalam suatu tempat dan cara membawanya dengan dibawa di atas kepalanya. Jadi dengan kata lain kewajiban kita adalah berbuat baik terhadap semua orang. Roma 12:21“Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!”

4. “Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.” Matius 6:13. Dengan memiliki fokus yang benar yaitu hidup bagi agenda surga kita akan mempunyai kekuatan untuk menanggulangi segala jenis pencobaan. Dengan kematian dan kebangkitan Yesus, iblis adalah musuh yang sudah dikalahkan. “Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka.” Kolose 2:15. Dan kemenangan Yesus adalah kemenangan kita!. “Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya.” II Korintus 2:14a. “Dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya,” Efesus 1:19. Luar biasa!! Tapi mengapa ada diantara kita yang kalah? Itu karena cara pandang yang salah terhadap iblis. Ingat iblis itu musuh yang sudah dikalahkan!! Jangan mau ditipunya! “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” I Petrus 5:8. Karena kemenangan Kristus, iblis itu seperti singa yang telah rontok giginya, ia hanya dapat mengaum dan menelan bukan menggigit. Karena itu jangan takut aumannya (ancamannya), karena giginya (senjatanya) telah dirontokkan Kristus. Jangan takut aumannya, karena begitu kita takut aumannya kita akan ditelannya! Tapi “Lawanlah dia dengan iman yang teguh” I Petrus 5:9a.

Ingat, siapapun Anda yang percaya Kristus adalah utusan Kerajaan Surga. Di dunia ini kita diutus Allah untuk memperluas pengaruh KerajaanNya di lingkungan kita dimanapun kita berada. Bila budaya hidup Anda tidak seperti budaya Kerajaan Surga, pastikan Anda merubahnya sekarang, dan menyelaraskannya dengan budaya Kerajaan Surga. Ketika kita hidup untuk kepentingan Surga, pasti kekuatan surga, persediaan surga mendukung kita, sehingga setiap saat anugerah Allah tercurah dalam hidup kita dan kita tidak pernah kekurangan sesuatu yang baik. Itu pasti!.