• RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

KEYAKINAN YANG TEGUH

Posted by GBI Kudus On Minggu, Oktober 24, 2010

Memiliki keyakinan yang teguh (strong conviction) artinya: kita memiliki suatu area kehidupan yang sepenuhnya berakar dan terbangun di atas prinsip mutlak kebenaran Firman.
Bagi sebagian orang, mereka yang memiliki keyakinan yang teguh mungkin disebut sebagai ‘orang yang keras’ – seperti Paulus yang dengan berani menegur Petrus yang jauh ‘lebih senior’ karena kekeliruan fatal yang ia lakukan (Galatia 2:11-14). Tapi bukankah lebih baik disebut oleh orang lain sebagai ‘orang yang keras’ daripada disebut oleh Tuhan sebagai ‘orang yang mengkompromikan kebenaran?’
Tanpa kita membangun kehidupan kita sepenuhnya di atas kebenaran mutlak FirmanNya – tanpa kita memiliki ‘strong conviction’ (keyakinan yang teguh) – kita tidak akan pernah bisa dipakai Tuhan untuk mengubahkan komunitas di sekeliling kita (Yesaya 60:1-3)
Tanpa kita sadari, selama ini kita hanya menerima kebenaran Firman dengan sukacita tapi kita belum sungguh-sungguh berusaha untuk berakar di dalamnya (Matius 13:20-21) Akibatnya, kita lebih mudah untuk mengkompromikan atau ‘memberikan penafsiran yang berbeda’ tentang kebenaran mutlak yang Tuhan sudah singkapkan kepada kita setiap kali datang tantangan yang berkaitan dengan Firman yang sudah kita terima tersebut.
Seringkali kita menerima suatu penyingkapan Firman, sekali waktu kita pasti akan menghadapi ujian berkaitan dengan Firman tersebut ; saat ujian itu tiba, saat itulah kita akan sungguh-sungguh mengetahui sampai sejauh mana kita sudah berakar di dalam FirmanNya dan sejauh mana Firman itu sudah mempengaruhi hidup kita (Yakobus 1:19-26).
Mereka yang terus mempraktekkan proses perenungan Firman, akan bangkit sebagai orang –orang yang memiliki ‘strong conviction’(keyakinan yang teguh):

1. Orang yang memiliki ‘strong conviction’(keyakinan yang teguh) tidak mudah terintimidasi karena hidup dengan hati nurani yang murni.

Saat Petrus dan Yohanes menghadapi tantangan dari para Imam dan ahli Taurat, mereka menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan dengan keyakinan yang teguh (Kisah Rasul 4:7-20). Kemurnian hati nurani yang mereka miliki, memberikan kepada mereka otoritas Ilahi yang cukup untuk menghadapi setiap intimidasi yang dilepaskan oleh para Imam yang mengadili mereka.
Dengan hidup kita berakar kepada kebenaranNya, secara otomatis setiap ucapan, tindakan bahkan pemikiran kita sepenuhnya dipengaruhi dan dikendalikan oleh kebenaran yang kita percayai tersebut. Karenanya, kita memiliki dasar yang kuat untuk mempertanggung jawabkan setiap tindakan dan keputusan yang kita ambil. Sekalipun harus melakukan suatu ‘konfrontasi’, tapi kita akan dapat melakukannya dengan hati nurani yang tetap bersih. Tanpa kita harus berjerih payah untuk membela diri, kebenaran yang kita hidupi itu akan menyatakan dirinya dan membela kita.

2. Orang yang memiliki ‘strong conviction’(keyakinan yang teguh) memiliki otoritas untuk mengubahkan garis hidup yang ia miliki.

Pada saat Tuhan mengunjungi Gideon dan berniat untuk membangkitkan dia menjadi hakim atas Israel, hal pertama yang Ia lakukan adalah mengimpartasikan FirmanNya untuk mempengaruhi hidup Gideon (Hakim-hakim 6:12-16). Meski Gideon memiliki semua yang ia butuhkan untuk dirinya pribadi, tapi ia memiliki konflik batin yang cukup parah dan sedang menghayati suatu kehidupan yang ‘tidak wajar’ : hidup di gua-gua, kehilangan iman atas Tuhan yang perkasa, dikuasai rasa minder/ rendah diri dan takut dalam mengambil keputusan. Tapi saat Firman Tuhan mulai bekerja dalam dirinya, ia mulai dapat meninggalkan ‘gua-gua persembunyiannya’ dan melangkah untuk menggenapi perintah Tuhan (Hakim-hakim 6:25-27)
Seringkali kita ‘menyerah’ pada nasib/ kondisi yang sedang kita hadapi karena kita tidak sungguh-sungguh mengetahui apa yang menjadi kehendak dan rencana Tuhan. Mudah sekali bagi si jahat untuk menyerongkan orang-orang yang tidak memiliki ‘strong conviction’ (keyakinan yang teguh), cukup dengan diperhadapkan pada berbagai ‘fakta dan realita’ yang terjadi. Tapi dengan kita memiliki ‘strong conviction’ (keyakinan yang teguh) tentang suatu kasus yang sedang kita hadapi, kita akan dapat bangkit dalam kuasa Roh dan mengubahkan garis kehidupan yang selama ini kita anggap sebagai ‘sesuatu yang wajar’. Orang-orang yang mampu menorehkan sejarah baru adalah orang-orang yang memiliki ‘strong conviction’ (keyakinan yang teguh). 

3. Orang memiliki ‘strong conviction’(keyakinan yang teguh) dapat memberi pengaruh yang kuat atas orang-orang disekelilingnya.

Saat Debora mengambil keputusan untuk maju berperang, keputusannya memberi pengaruh yang kuat atas Barak dan orang-orang Israel lainnya (Hakim-hakim 4:6-10 ; 5:7)
Orang-orang yang memiliki ‘strong conviction’ (keyakinan yang teguh) berani mempertaruhkan segala yang mereka punya demi apa yang mereka percayai berasal dari Tuhan; itulah salah satu alas an mengapa mereka yang memiliki ‘strong conviction’ (keyakinan yang teguh) selalu Tuhan bangkitkan menjadi seorang pemimpin. Memang ada orang-orang tertentu yang lahir dengan karakteristik kepribadian yang kuat seperti itu; tapi memiliki ‘strong conviction’ (keyakinan yang teguh) tidak ada sangkut pautnya dengan karakter manusiawi. ‘Strong conviction’ (keyakinan yang teguh) muncul dalam hidup kita sebagai hasil dari bekerjanya kuasa Firman yang mempengaruhi kualitas roh dan membentuk ulang kehidupan kita. Karena, setiap orang percaya harus hidup didalam ‘strong conviction’ (keyakinan yang teguh) dan merekapun secara otomatis akan dapat berfungsi sebagai ‘garam dan terang dunia’ serta menikmati kehidupan yang sepenuhnya berkemenangan. 

4. Orang yang memiliki ‘strong conviction’(keyakinan yang teguh) akan bangkit untuk memberi teladan bagi generasi yang dibawahnya.

Saat Paulus untuk pertama kali bertemu dengan Timotius, ia merasa terkesan dengan kesungguhan yang ia miliki dalam mencari Tuhan (II Timotius 1:3-5). Belakangan, barulah ketahuan bahwa kualitas itu Timotius miliki karena terimpartasi oleh nenek dan ibunya yang hidup dalam takut akan Tuhan.
Setelah Paulus bergaul dengan Timotius secara lebih mendalam, Timotius justru bangkit sebagai salah satu Rasul muda yang banyak menolong pelayanan Paulus (I Korintus 4:15-17)
Dengan kita terus membangun kehidupan kita di atas dasar kebenaran mutlak yang Tuhan nyatakan, kita dapat bangkit untuk memberi teladan bagi generasi di bawah kita; malah kita akan dapat membawa mereka untuk bangkit sebagai generasi yang lebih baik dari diri kita sendiri.
Tanpa adanya orang-orang yang memiliki ‘strong conviction’ (keyakinan yang teguh), dunia di sekeliling kita tidak akan banyak berubah. Sampai sejauh ini dunia di sekeliling kita banyak mengalami pergeseran karena munculnya orang-orang yang memiliki ‘strong conviction (keyakinan yang teguh) terhadap sesuatu yang salah’. Tanpa kita bangkit dengan ‘strong conviction’ (keyakinan yang teguh) yang di dasarkan pada kebenaran mutlak FirmanNya’, kita tidak akan pernah dapat menggarami dan mengubahkan dunia…