• RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

Profil Gembala Sidang GBI Kudus

Posted by GBI Kudus On Jumat, Desember 14, 2018

Mengenang anugerah Tuhan selama 55 tahun pelayanan Bp. Pdt. Ajoeb Soegijo Rahardjo dan 45 tahun Bait Allah Gereja Bethel Indonesia Kudus.

Tahun 1956
Pada bulan November saya pulang dari sekolah Alkitab di Surabaya.dalam pendidikan walaupun hanya 10 bulan namun Firman Tuhan yang saya terima sampai hari ini masih mengiang. Adapun yang mengajar saya ada 3 bapak Pendeta :
- Pdt. Pogwan Sin
- Pdt. In Yuwono
- Pdt. Y. Totes (sekarang di negeri Belanda)
Pelajaran di berikan bukan hanya pagi tapi sampai siang hingga malam hari. Semua Firman yang di ajarkan bagaikan biji sesawi yang tumbuh menjadi pohon besar, itulah sebabnya yang membuat saya bertahan di ladang Tuhan sampai hari ini genap 55 tahun. Puji Tuhan.
Di Kudus saya mendapat bimbingan bapak Pdt.Joe Tyin Khing dan mendapat kesempatan melayani bukan hanya di gereja lokal, tapi di Tayu, Demak, Lasem, yang merupakan cabang dari gereja Kudus.
Puji Tuhan saya dapat memenangkan seluruh keluarga orang tua yang tinggal di desa Loram Wetan kec. Jati kab.Kudus, sampai detik ini ada banyak keponakan/cucu keponakan yang diberkati Tuhan. Walaupun orang tua mereka hanya petani dan wiraswasta tapi Tuhan memberkati sehingga ada beberapa sarjana :
  1. Lulusan IKIP Yogyakarta yang sekarang bekerja menjadi kepala BKKBN Kupang
  2. 2 orang Sarjana Ekonomi yang bekerja di Bank Mega Kudus dan seorang di Dealer Motor Kudus
  3. Sarjana Tehnik mesin bekerja di perusahaan rokok Nojorono.
  4. seorang menjadi anggota Polri di Jepara
  5. 3 orang menjadi anggota Angkatan Laut di Semarang dan di Surabaya.


Tahun 1957
Bulan Agustus dalam SMB GBIS di Mojokerto saya di lantik menjadi pejabat gereja sebagai Pendeta Pembantu, sehingga pelayanan saya semakin berkembang bukan hanya di gereja local saja, tetapi di daerah-daerah Jawa Tengah.

Tahun 1958
Bulan Agustus selesai siding MB GBIS di Surabaya terjadilah gelombang besar menimpa GBIS karena ada beberapa tokoh-tokoh pendeta sepuh mereka membuat Surat Mosi Tidak Percaya hasil dari sidang MB GBIS. Kemudian terjadilah perpecahan dalam tubuh GBIS, sehingga lahirlah organisasi Gereja Bethel Tabernakel berpusat di Surabaya. Perpecahan itu terasa terutama di kota-kota besar dan terasa sampai luar jawa.
Kudus mengalami kegoncangan.
Walaupun Kudus dan jemaatnya tidak terlalu besar, ada salah satu majelis gereja bernama Gol mempengaruhi mengajak beberapa jemaat untuk mendirikan gereja dan bergabung ke Surabaya maka terjadilah perpecahan jemaat.
Tentu Anda masih ingat bahwa pada tahun 1958 Indonesia di nyatakan oleh Presiden Soekarno sebagai negara darurat perang dalam merebut Irian jaya yang di kuasai oleh Belanda. Perlu saya sampaikan bahwa di Kudus ada beberapa jemaatwarga negara Belanda yang beribadah di gereja GBIS. Setelah Gol berhasil mendirikan jemaat sendiri, berusaha menuntut supaya gedung gereja GBIS, dia juga dapat ikut menggunakan dan masalah ini pernah di bawa ke panitia Perumahan Kudus namun Gol tidak di kabulkan.
Anda perlu mengetahui walaupun gedung GBIS itu besar namun statusnya adalah menyewa. Semua surat-surat kwitansi penyewaan di tangan Gol, karena pada waktu membangun gedung gereja, dia sebagai ketua panitia pembangunan. Pada masa itu di tiap-tiap daerah penguasa perang ber kewajiban mengatur daerah. Oleh Gol masalah di bawa ke Kodim Kudus. Oleh keputusan Kodim supaya gereja di pakai 2 kelompok (kalau GBIS pagi, siap Gol sore) sehingga banyak jemaat GBIS yang mengalami kemunduran karena dianggap gereja berkelahi.
Pada suatu hari Pendeta pembimbing saya menerima tamu Pendeta Y. Siregar dari GBIS Cepu. Saya juga tahu apa yang mereka bicarakan, tetapi pembicaraan mereka di dengar oleh tukang bersih-bersih gereja yang di tugaskan Gol, sehingga Pdt. Joe Tjin Khing di tuduh menfitnah pejabat-pejabat negara. Lalu masalah tersebut di bawa ke Pengadilan Negeri Kudus. Dalam persidangan di putuskan PERSONA NON GRATA artinya: penduduk yang tidak di sukai. Sehingga oleh kepolisian di perintahkan harus tinggalkan kota Kudus sebelum 24x3 jam.
Peristiwa tersebut saya laporkan ke BPH Pusat oleh ketua BPH di kirim Pdt. JM Sapteno (wakil ketua BPH). Waktu menghadap ke Kodim mendapat penjelasan bahwa Pdt. Joe Tjin Khing yang harus keluar dari kota Kudus. Maka saya di tetapkan sebagai Gembala / Pemimpin GBIS Kudus. Usul Pdt. JM Sapteno di setujui oleh Kodim Kudus. Sejak itu jemaat mengalami goncangan semakin hebat, sehingga jumlah yang ada + 20 orang, tapi mereka mendukung pelayanan saya dan Tuhan sendiri meyakinkan bahwa saya harus menggembalakan mereka.

Tahun 1961
Tepatnya 1 Mei 1961 Tuhan mengaruniakan seorang penopang bernama Sri Hartatik Mororejo sebagai istri yang setia mendampingi saya dalam pelayanan saya walaupun banyak kesulitan. Dia adalah seorang Pegawai Negeri (Bidan). Tanggal 2 Oktober 1962 Tuhan mengaruniakan anak laki-laki yang bernama Setiyo Mahanaim, tanggal 18 Oktober 1964 Tuhan mengaruniakan anak perempuan bernama Hanna Mahanani.
Mulai bangkit
Pada suatu hari saya membaca I Raja-raja 3:16-28 dari peristiwa seorang ibu yang rebutan anak. Dari Firman itu saya mendapat rhema. Kalau saya berebutan gedung gereja maka jemaat yang saya layani akan mati, lalu saya berunding dengan istri bahwa saya akan mengalah untuk menyerahkan gedung Gereja itu pada kelompok Gol. Memang mula-mula tidak setuju tapi saya yakinkan bahwa Tuhan pasti menolong dan ternyata setelah saya melakukan penyerahan hati saya penuh dengan damai sejahtera. Dari Gol mengatakan cukup kami di beri kesempatan sampai bisa membangun gereja sendiri karena anugerah Tuhan saya bisa membeli sebidang tanah seharga Rp. 110.000,- dengan luas 340 m2. Tanggal 27 Juli 1966 gereja dan pastori nya dapat di tahbiskan sejak GBIS menempati gedung baru banyak jiwa-jiwa yang Tuhan kirimkan sehingga dalam waktu 2 tahun gereja tidak muat.
Tanggal 12 Oktober Tuhan menganugerahi anak perempuan yang ke dua diberi nama Ruth Mahanani. Tahun 1968 kami dapat membeli sebidang tanah di belakang gereja persis seharga Rp. 150.000 luas 460 m2. lalu kami merenovasi gereja dengan 6x16 menjadi 6x24 m2. kami membuka pos pelayanan di desa Klaling kec. Jekulo Kab. Kudus. Banyak jiwa yang di menangkan tahun 1970 pembangunan gereja.

Tahun 1970
Tepatnya tanggal 6 Oktober. Lahirlah Gereja Bethel Indonesia sebab ketua BPH Bapak DR. HL.Senduk dipanggil Tuhan untuk mendapat jalan membangun pekerjaan Tuhan di Indonesia dengan cara membangun seminari Bethel, tetapi beberapa pendeta tidak setuju menerimanya, tetapi mau mereka supaya bantuan luar negeri itu merupakan materi yang bisa di bagi bersama. Maka terjadilah perpecahan yang sangat parah karena mereka menggunakan cara-cara duniawi, bahkan sampai badan hokum gereja GBIS yang di ketuai Bp. Pdt. HL. Senduk di cabut Menteri Agama RI dan pihak mereka di syahkan sebagai gereja. Itu sebabnya mereka yang mendukung HL Senduk keluar dari GBIS dan menjadi GBI.
Tahun 1970 ada beberapa keluarga Kristen dari desa Pudak Payung kec. Ungaran yang bergabung di GBI Kudus. Kami membuka cabang GBI di Pudak Payung. Baru pada tahun 1985 kami dapat membangun gedung gereja permanent yang saat ini di layani oleh Pdt. Winarno AS dan berkembang ke beberapa desa.

Tahun 1972
Kembali kami membuka persekutuan doa di desa Tanjungrejo kec.Mejobo kab. Kudus. Persekutuan doa tersebut semakin banyak orang yang mengikuti. Ada satu keluarga yang menyumbangkan sebidang tanah. Tahun 1974 kami bangun gereja lagi.

Tahun 1975
Pemerintah Indonesia membangun Waduk Gajah mungkur Wonogiri. Sebagian penduduk yang kena proyek tersebut di pindahkan ke Sumatera. Ada beberapa keluarga + 10 KK yang tidak bersedia di pindahkan lalu mereka naik ke daerah yang lebih tinggi supaya tidak kena air waduk. Mereka pindah di desa Melian kec. Untoronadi kab. Wonogiri. Di desa ini saya membeli sebidang tanah dengan luas 900 m2 dengan harga permeter Rp.45,-. Pembangunan gereja di Melian termasuk keajaiban Tuhan. Sebab waktu itu saya sedang menjual mobil Toyota Corrona tahun 1973 dengan harga Rp. 5.250.000,- saya punya tabungan Rp. 2.000.000,- sehingga saya membeli mobil lagi yang lebih baik, tapi pada suatu malam Tuhan berbicara kepada saya, supaya saya membangun gereja di Melian dahulu. Sehingga pada tanggal _____________ tersebut gedung gereja serta pastori nya dapat di tahbiskan dan menghabiskan dana + 4500 jt
Puji Tuhan:
Setiap kali kami membuka ladang di desa-desa jemaat di Kudus mengalami berkat Tuhan yang luar biasa sehingga gedung gereja yang telah kami renovasi tidak muat lagi. Lalu dengan iman tanggal 28 Oktober 1990 kami mulai meletakkan batu pertama pembangunan gedung gereja yang besar di tanah yang kami beli dengan ukuran 12x30 dengan balkon ukuran 12x12 m2. tanggal 2 Mei 1992 gereja tersebut di tahbiskan. Kami menganggap gedung gereja Ajaib sebab beberapa alasannya
1. tanahnya seluas 1610 m2 di beli dengan cara 50% uang kontan, 50% di angsur dengan 20 kg telur ayam (karena saya punya peternakan ayam)
2. dari semua material yang saya pakai ada 13 macam material yang diperoleh dari 13 orang donator.

Tahun 2003
Tuhan membuka jalan pos pelayanan di desa Tukrejo kec. Bangsri Kab. Jepara. Ada seorang tokoh Kristen yang mempersembahkan sebidang tanah dengan luas 120 m2 yang tanah tersebut saya bangun gedung gereja yang ditahbiskan tanggal ________________ oleh ketua BPD GBI Jateng & DIY Bapak Pdt. Tommy F. Lomboan. Beliau berkata: “gedung gereja seindah ini seharusnya di kota Semarang. Memang ukuran gereja itu 8x20 m2.

Tahun 2003
Pada bulan Januari 2003 ada kegiatan WBI Korwil Timur, Natal bersama di desa Jrai Gunung Wungkal kec. Tayu Kab. Pati. Dari Kudus kebetulan anak saya ketua Korwil Timur menceritakan pada saya bahwa gedung gereja Jrai terbuat dari ‘gedhek’, dan anak saya minta supaya saya pergi ke sana. Waktu saya melihat keadaannya sangat kasihan. Tatkala saya ceritakan ke jemaat di Kudus mereka tergugah untuk merenovasinya, maka pada bulan April 2002 di bangun gedung gereja yang permanent dan di tahbiskan pada hari Sabtu tanggal 25 Mei 2002. Mengingat Jrai daerah pegunungan batu, untuk turun ke Jrai biaya ojek Rp. 15.000,-, maka kami jemaat Kudus membelikan sepeda motor Honda.

Tahun 2003
Kami hanya pelayanan dalam kota saja mengingat umur saya sudah 76 tahun tetapi Tuhan tidak mau kalau saya berhenti. Tahun 2004 GBI Kudus di pakai untuk tempat Sekolah Misi Pembangunan Desa sampai hari ini, bulan Nobember 2010 sudah angkatan ke IX dan ada 25 siswa, sebagian besar anak dari luar jawa, dari barat sampai timur.
Kalau anda pergi ke daerah-daerah Aceh sampai Papua, anda akan menjumpai pelayan-pelayan Tuhan yang pernah di didik di GBI Kudus.

Selama 55th
Tuhan memberi anugerah saya boleh di pakai dalam organisasi ke gerejaan.
Mulai dari menjadi wakil Majelis Daerah GBIS, tahun 1969 – 1970 duduk dalam BPH GBI 2 periode.
Dari tahun 1970 – 1989 menjadi pengurus BPD GBI Jateng & DIY
Dari tahun 1989 – 2000 menjadi anggota Majelis Pekerja Lengkap
Dari tahun 1989 – 2010 menjadi anggota Majelis Pertimbangan GBI