• RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

MENJADI BAIT ALLAH

Posted by GBI Kudus On Senin, Oktober 04, 2010

“Di dalam Dia, kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh” (Efesus 2:22). Tubuh kita adalah Bait Allah. Melalui hidup (tubuh) kita, Allah ingin menjangkau orang-orang di sekeliling kita, bahkan bangsa-bangsa, bagi Kristus. Tuhan Yesus berkata: “RumahKu akan disebut rumah doa bagi segala bangsa” (Markus 11:17). Untuk tujuan ini, Allah menciptakan kita. “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau supaya kita hidup di dalamnya”. (Efesus 2:10).
Tuhan Yesus marah, ketika Ia melihat Bait Allah tidak dipakai sebagai mana mestinya, tetapi dipakai untuk berjual beli (Markus 11:15-19).
Tuhan Yesus juga akan marah, bila kita tidak menggunakan tubuh kita sebagai Bait Allah untuk menjangkau dunia ini bagi Kristus.
Supaya tubuh kita dapat berfungsi sebagai Bait Allah :

1. Mempersembahkan Tubuh.
“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasehatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah : itu adalah ibadahmu yang sejati”. (Roma 12:1)
Para imam-imam, bila mereka mempersembahkan korban baik itu: burung merpati atau domba ataupun binatang yang lainnya, binatang itu harus dibunuh terlebih dahulu. Binatang yang akan dipersembahkan harus mati terlebih dahulu. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa: bila kita ingin mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah (Roma 12:1), itu berarti kita harus mati dari kepentingan diri sendiri dan hidup bagi kepentingan sorga. Tidak mencari kesukaan diri, tapi mencari kesukaan Kristus.
Untuk dapat menjadi persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah (Roma 12:1), Paulus memberitahukan kepada kita caranya, yaitu : “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah : apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna” (Roma 12:2). Dengan perubahan cara berfikir, kita dapat mempersembahkan hidup kita untuk menjadi persembahan yang berkenan kepada Allah. Tanpa kita menyelaraskan cara berfikir kita dengan prinsip-prinsip kebenaran Firman Tuhan, kita tidak mungkin dapat hidup bagi kepentingan Kristus. Karena pada dasarnya, cara berfikir yang belum dibaharui dengan prinsip Firman Tuhan adalah egois (mementingkan diri sendiri).
Paulus berkata : “Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus”. (II Korintus 10:5b). “Menawan” dan “Menaklukkan” adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan kerja keras dan keseriusan. Setiap saat kita harus menawan dan menaklukkan cara berfikir kita yang lama dan mengganti dengan cara berfikir Kristus, yaitu prinsip-prinsip kebenaran Firman Tuhan. Bila cara berfikir kita berubah, pasti perkataan-perkataan kita berubah, tingkah laku kita berubah dan pengambilan keputusan / respon kita terhadap suatu masalahpun akan berubah.
Cara menyelaraskan pikiran kita dengan prinsip-prinsip Kebenaran Firman Tuhan adalah: dengan merenungkan Firman Tuhan. Merenungkan Firman Tuhan caranya adalah: menghafalkan, memperkatakan dan membayangkan (mengimajinasikan) Firman yang diwahyukan kepada kita. Dan setelah itu: merencanakan untuk mewujudkannya. Kita harus tekun melakukannya. Dengan perubahan cara berfikir, sampai kita mempunyai pikiran yang selaras dengan Firman Tuhan, baru kita dapat mempersembahkan tubuh kita untuk menjadi persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah.

2. Menyerahkan Anggota Tubuh Untuk Menjadi Senjata Kebenaran.
“Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah, sebagai orang-orang yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran”. (Roma 6:13).
Allah adalah roh, Ia ingin menjangkau dunia melalui tubuh kita. Setan juga adalah roh, ia ingin merusak dunia melalui tubuh manusia. Contoh : bila terjadi kerusuhan, itu adalah pekerjaan si iblis yang memotifasi / mendorong orang-orang tertentu untuk melakukan kerusuhan. Sering kita mengalami: suatu ketika tidak ada apa-apa rasanya ingin marah, itu artinya: pikiran kita sedang mendeteksi (menangkap) adanya roh marah yang ada disekeliling kita. Iblis sedang mencari orang-orang yang dapat ia pakai utnuk menyatakan salah satu sifatnya, yaitu kemarahan. Bila pada saat yang seperti itu kita sadar, bahwa kita harus menyerahkan anggota tubuh kita untuk menjadi senjata kebenaran, maka kita akan gampang menolak dorongan si iblis untuk marah. Dan sebaliknya, kita akan mengambil tindakan dengan mengusir si iblis. Begitu juga dengan roh-roh yang lain (perpecahan, percabulan dll). Iblis selalu mencari orang-orang yang dapat ia pakai untuk menyatakan dirinya dan sifat-sifat jahatnya.
Kristus adalah kepala dan kita (jemaat) adalah tubuhNya (Efesus 1:22-23). Ia ingin menjangkau dunia melalui kita. Ia ingin mengulurkan tanganNya untuk menolong orang-orang yang kekurangan melalui tangan kita, Ia ingin menyembuhkan yang sakit melalui tangan kita, Ia ingin mencipta melalui mulut kita.
Jika kita ingin berfungsi menjadi Bait Allah, kita harus menyerahkan anggota tubuh kita untuk menjadi senjata kebenaran, dengan demikian hidup kita akan menyatakan Kristus. Dunia, orang-orang di sekeliling kita, akan dapat melihat kehidupan Kristus yang nyata melalui hidup setiap anak-anak Tuhan.