Level rohani kita akan menentukan respon (perlakuan Tuhan) atas hidup kita. Ada beberapa tipe dalam jemaat, waktu (senioritas) tidak menjadi ukuran, tapi level /tingkat rohani yang menjadi ukurannya. Dengan mengetahui kita berada di tingkat yang mana, hal ini akan mendorong kita untuk naik pada tingkat yang lebih tinggi lagi.
Perumpamaan Tuhan Yesus tentang seorang penabur dalam Matius 13:1-23, menunjukkan kepada kita ada 4 tipe dalam jemaat.
1.Jemaat yang “Keterlaluan” /dipinggir jalan (Benih yang ditabur di pinggir jalan)
“Kepada setiap orang yang mendengar Firman tentang Kerajaan sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan”. (Matius 13:19).
Mereka yang berada pada level ini, mereka adalah orang-orang yang tidak mengerti Firman Tuhan. Mereka mendengarkan Firman Tuhan, tetapi mereka tidak mengerti Firman Tuhan, sehingga pikiran mereka tidak berubah. Mereka masih memiliki pola pikir duniawi. Sehingga ada jemaat yang mengejar uang mati-matian, tetapi bila pikiran mereka diubahkan, mereka akan mengejar Tuhan dan kebenaranNya dengan mati-matian. Dan karena mereka tidak mengerti Firman Tuhan, maka mereka tidak memiliki iman, sehingga mereka tidak hidup dalam penggenapan janji-janji Allah. Karena iman sebanding dengan tingkat pemahaman kita akan Firman Tuhan. Hidup mereka dipengaruhi oleh keadaan dan lingkungan yang ada sehingga hidup mereka bukannya mengubah keadaan untuk menjadi selaras dengan sorga, tapi mereka malah dirubah oleh keadaan dan lingkungannya.
Jemaat Ibrani adalah contoh jemaat yang berada dalam level ini. “Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan. Sebab sekalipun kamu ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari pernyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil”. (Ibrani 5:11-13)
Seharusnya kita menjadi jemaat seperti di Kisah Rasul 2:42, yaitu jemaat yang bertekun dalam Firman dan menghidupinya, sampai kita mempunyai pemahaman yang sama dengan pengkhotbah, sehingga bila Firman bekerja dengan luar biasa dalam hidup sang pengkhotbah, maka Firman yang sama yang kita hidupi akan bekerja juga dengan luar biasa dalam hidup kita.
2.Jemaat yang “Agak lumayan” (Benih yang ditabur di tanah berbatu)
“Benih yang di taburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar Firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena Firman itu, orang itupun segera murtad”. (Matius 13:20-21).
Mereka yang berada pada level ini, mereka adalah orang-orang yang suka mendengarkan Firman Tuhan, tetapi tidak menghidupinya. Sehingga Firman itu tidak berakar dan Firman itu bertahan hanya sebentar saja dalam hidupnya. Karena Firman tidak berakar dalam hidupnya, maka bila ada tantangan dan ujian mengenai Firman yang sudah ia dapatkan, ia akan dengan mudah melepaskan Firman itu.
Karena itu hidupi Firman, sampai Firman itu menjadi suatu keyakinan yang kokoh dan tak tergoncangkan dalam hidupmu.
3.Jemaat yang “Lumayan” (Benih yang di tabur di tengah semak duri)
“Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar Firman itu lalu kekawatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit Firman itu sehingga tidak berbuah”. (Matius 13:22).
Mereka yang berada pada level ini, adalah mereka yang sudah mulai menghidupi Firman Tuhan. Firman sudah mulai tumbuh dalam hatinya, tapi belum menjadi suatu keyakinan yang kokoh. Sehingga Firman yang sudah tumbuh tidak menghasilkan buah yang matang karena dihimpit oleh kekuatiran, kekayaan, dan kenikmatan hidup. (Lukas 8:14). Karena Firman belum menjadi suatu keyakinan yang kokoh dalam hatinya, maka kekuatiran, kekayaan, dan kenikmatan hidup dapat menggoyahkan tujuan hidupnya yaitu untuk berbuah bagi Kristus (Filipi 1:22).
Setiap Firman yang Tuhan berikan kepada kita, selalu mendatangkan ujian. Tujuan dari ujian itu adalah : apakah kita tetap memegang erat Firman yang sudah diwahyukan kepada kita, atau kita akan melepaskannya karena tantangan yang kita hadapi. Tantangan / ujian itu ada bermacam-macam yaitu : kekuatiran, kekayaan atau bahkan kenikmatan hidup. Tapi bila Firman telah menjadi suatu keyakinan yang kokoh, tantangan hidup seperti apapun tidak akan menggoyahkan dan menghimpit Firman, tapi justru tantangan itu akan membuktikan, bahwa kita tetap memegang teguh Allah dan janjiNya.
4.Jemaat yang “Luar biasa” (Benih yang ditabur di tanah yang baik)
“Yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar Firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat”. (Matius 13:23).
Mereka yang berada pada level ini, adalah mereka yang mengerti dan memahami Firman Tuhan sampai menjadi suatu keyakinan yang kokoh dalam hidup mereka. Dan keyakinan tentang Firman Tuhan yang mereka miliki tidak dapat digoncangkan oleh apapun juga. Mereka memakai setiap kebenaran Firman Tuhan untuk mengubah cara berfikir mereka. Karena itu mereka dapat berbuah. Semakin mereka dapat memahami Firman, semakin lebat buahnya, karena itu ada yang berbuah tiga puluh kali lipat, enam puluh kali lipat, bahkan ada yang sampai berbuah seratus kali lipat. Karena iman sebanding dengan tingkat pemahaman Firman Tuhan, sehingga semakin kita dapat memahami Firman semakin kokoh iman kita.
Karena itu, buat setiap kebenaran Firman Tuhan yang kita terima menjadi suatu keyakinan yang kokoh, dengan cara : renungkan Firman Tuhan, pikirkan Firman Tuhan, perkatakan Firman Tuhan, sampai Kebenaran Firman Tuhan mempengaruhi cara kita berfikir.
Seperti jemaat mula-mula di Kisah rasul 2:42, mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul. Mereka bertekun sampai tingkat pemahaman mereka akan Firman Tuhan sama dengan tingkat pemahaman yang dimiliki para rasul. Maka tidak heran, kalau jemaat mula-mula adalah jemaat yang gigih. Walaupun mereka lari dari Yerusalem ke Antiokia karena penganiayaan karena nama Yesus, tapi di Antiokia mereka tetap memberitakan injil, bahkan di Antiokia mereka dapat memenangkan banyak jiwa dan mendirikan jemaat Antiokia. (Kisah Rasul 11:19-30).
Melalui renungan Firman Tuhan kali ini, kita dapat mengetahui : kita berada di kelompok jemaat yang mana? Dengan kita dapat mengetahui keberadaan tingkat kerohanian kita, kita dapat memacu diri kita untuk naik lebih lagi sampai hidup kita dapat menyatakan kepenuhan Kristus (berbuah seratus kali lipat).
Mezbah Keluarga yang diadakan di beberapa tempat, adalah sarana yang kami sediakan untuk jemaat dapat bertumbuh dalam tingkat pemahaman akan Firman Tuhan. Dengan tingkat pemahaman Firman Tuhan bertumbuh, dan cara berfikir jemaat makin dirubahkan, maka jemaat memiliki akar yang kuat dalam Firman Tuhan dan memiliki keyakinan yang kokoh akan Firman Tuhan, sehingga jemaat akan berbuah-buah bagi Kristus. Karena itu, anda yang belum memiliki kelompok Mezbah Keluarga, cepat bergabunglah di Mezbah Keluarga yang terdekat dengan rumah Anda.
DIMANAKAH ANDA BERADA
Posted by GBI Kudus
On Kamis, Oktober 07, 2010