Segera setelah hari pertobatannya, setiap orang percaya memiliki kebutuhan-kebutuhan mendasar yang harus segera dipenuhi jika ingin bertumbuh secara sehat dan normal. Alasan mengapa sampai hari ini ada begitu banyak orang percaya yang ‘bertumbuh tak beraturan’ – kelihatannya begitu rajin dan aktif melibatkan diri dalam berbagai aktifitas gerejani, namun masih begitu mudah menjadi lemah dan jatuh dalam dosa, hidup dalam kedagingan dan selalu memakai cara-cara duniawi dalam usahanya mewujudkan sesuatu – adalah karena mereka tidak mendapatkan pemenuhan dari kebutuhan yang paling mendasar dari sejak hari pertama mereka bertobat. Sama seperti saat seorang anak baru dilahirkan oleh ibunya – lepas dari kebutuhannya untuk menyusu dan dicukupi kebutuhan-kebutuhan lahiriahnya, ia tetap membutuhkan sebuah keluarga yang dapat mengayomi dan mendidik dirinya. Tanpa kehadiran seorang ayah dan ibu yang dapat dia teladani serta terus menanamkan nilai-nilai kehidupan, ia akan bertumbuh sebagai seorang anak yang liar.
Saat gereja Tuhan difungsikan sebagai suatu keluarga rohani, orang-orang percaya akan menjadi jauh lebih mudah mengalami pertumbuhan dan kedewasaan dalam roh mereka karena sekarang mereka memiliki sepasang orang tua rohani yang dapat mereka taladani dan sekaligus mengajarkan kepada mereka tentang jalan-jalan Tuhan.
Adapun kebutuhan-kebutuhan mendasar itu adalah:
1. Kita perlu mengenal Bapa melalui doa dan penyembahan.
Saat kita menemukan sebuah keluarga rohani melalui suatu gereja lokal tertentu, atmosfir rohani yang ada dalam sebuah gereja yang sehat akan mengkondisikan kita untuk dengan mudah dapat menikmati hadirat Tuhan serta berinteraksi dengan Roh-Nya. Semakin kita menenggelamkan diri dalam penyembahan dan doa yang ada, semakin kita dibuat ‘menyatu’ dengan Roh-Nya.
“Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.” (I Korintus 6:17)
Tanpa kita sadari, kita jadi semakin mengenali apa yang Bapa inginkan dari hidup kita dan pada saat yang sama, dalam hidup kitapun terjadi pekerjaan Roh yang memampukan kita untuk dapat memenuhi apa yang Bapa inginkan dari hidup kita. Karenanya, jauh lebih mudah bagi orang percaya yang telah memiliki sebuah keluarga rohani untuk dapat membangun suatu kehidupan yang sepenuhnya memperkenankan hatiNya.
2. Kita membutuhkan persekutuan dengan orang-orang yang memiliki dinamika Roh dan konsep pikir yang sama.
Saat kita membangun persekutuan dengan orang-orang percaya yang memiliki DNA rohani yang sama, kualitas hidup kita akan dapat terus ditingkatkan.
Melalui persekutuan dengan orang-orang yang konsep pikirnya telah diperbaharui tersebut, adalah jauh lebih mudah untuk kita belajar menilai segala sesuatu dari sudut pandang Ilahi, sehingga pengambilan keputusan kitapun akan selalu selaras dengan kehendakNya. Saat kita bersekutu dengan orang-orang yang telah mewarisi dinamika Roh yang baru, kita akan terus terinspirasi untuk dapat memunculkan puncak potensi kita di dalam Dia, sehingga pada akhirnya, memanifestasikan kepenuhan Kristus dalam hidup sehari-hari bukan lagi sesuatu yang mustahil.
“Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.” (I Yohanes 1:3)
Tanpa kita bersekutu dengan orang-orang percaya yang telah mengalami terobosan rohani, kitapun akan terus menghadapi banyak kendala untuk dapat mengalami terobosan rohani.
3. Kita membutuhkan input atau pengajaran rasuli yang dapat kita terima secara kontinyu.
Jenis input rohani yang secara kontinyu kita terima sangat menentukan jenis kehidupan sehari-hari yang akan kita jalani. Apabila kita tidak pernah (atau jarang) mendapatkan input rasuli, kita tidak akan pernah menikmati jenis kehidupan betul-betul dapat memanifestasikan Kristus secara nyata.
“Tetapi engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku.” (II Timotius 3:10)
Ada sesuatu yang menjadi perbedaan antara input / pengajaran rasuli dengan jenis pengajaran yang lain. Input rasuli diajarkan oleh seseorang yang telah terbukti memiliki kehidupan yang terhubung dengan Sorga. Apa yang ia sampaikan betul-betul sanggup merombak ulang cara berpikir dan kehidupan para pendengarnya, sehingga mereka akan dapat menikmati dimensi rohani dan terobosan yang sama seperti yang telah dimiliki oleh si pengajar. Secara normal, semua orang yang bisa mempresentasikan sesuatu tentu juga akan bisa mengajar. Meski demikian, tidak semua orang yang bisa mengajar betul-betul memiliki kehidupan yang terhubung dengan sorga. Di satu sisi yang lain, jika si pengajar belum menghidupi apa yang akan ia ajarkan, meskipun ia tetap bisa mempresentasikannya dengan baik, jenis pengajaran yang ia sampaikan akhirnya hanya menjadi sebuah informasi belaka dan tetap tidak memiliki kuasa untuk mengubah kehidupan para pendengarnya.
“Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus.” (II Timotius 1:13).
Dengan terus menghidupi pengajaran rasuli, kita akan menikmati terjadinya pertumbuhan dalam posisi rohani kita, sehingga apa yang dahulu merupakan suatu pergumulan, sekarang dapat dengan mudah kita tanggulangi.
4. Kita memiliki kebutuhan untuk dapat dilatih agar memanifestasikan gaya hidup Kerajaan dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak dapat dipungkiri, sesungguhnya kebutuhan paling mendasar dalam hidup seseorang adalah untuk ia dapat melayani, bukan dilayani. Dengan seseorang mulai dapat melayani, ia akan merasakan suatu kepuasan hidup yang tidak akan dapat digantikan oleh apapun juga – termasuk rasa puas akibat memenangkan suatu kompetisi atau karena ia mendapatkan pelayanan dan perhatian khusus dari seseorang yang terkemuka. Karena itu, sesungguhnya setiap jemaat perlu dilatih untuk dapat berfungsi dalam suatu jenis pelayanan.
“Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” (Efesus 2:10)
Meski demikian, tanpa orang percaya yang bersangkutan ada dalam suatu komunitas tertentu, ia akan mengalami banyak kendala dalam usahanya menerapkan apa yang telah ia terima dalam suatu pelatihan pelayanan. Baru ketika ia meleburkan diri dalam suatu gereja lokal yang sehat, ia akan dilatih oleh sang pemimpin – sebagai seorang bapa rohani, untuk dapat memunculkan gaya hidup Kerajaan dan berfungsi secara maksimal dalam pelayanan.
5. Kita memiliki kebutuhan untuk dapat berinteraksi dan memanifestasikan kuasa Roh.
Seorang pemimpin dan gereja lokal yang sehat pasti akan memfokuskan dirinya untuk dapat melatih dan memperlengkapi seluruh jemaatnya. Tanpa seluruh jemaat dilatih untuk dapat berinteraksi dengan pekerjaan Roh, mereka akan terus menjadi jemaat yang lemah dan hidup dalam kedagingan. Ketika setiap jemaat mulai memahami cara untuk dapat memanifestasikan kuasa RohNya, mereka dengan serempak pasti akan bangkit dan menyatakan kuasa RohNya dalam kehidupan sehari-hari mereka.
“Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan” (Kolose 1:27)
“Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan.” (Roma 8:19).
Saat seluruh orang percaya mulai bangkit dalam kuasa Roh untuk memanifestasikan kepenuhan Kristus, saat itulah kemuliaanNya yang selama ini kita harapkan dapat menutupi bumi akan mulai termanifestasikan.
Saat kebutuhan-kebutuhan mendasar ini terpenuhi dalam hidup seorang percaya, secara rohani ia pasti akan bertumbuh dengan sehat dan normal, sehingga untuk pada akhirnya ia akan dapat memanifestasikan kepenuhan Kristus dalam kehidupan sehari-hari, itu adalah sesuatu hal yang pasti!.
KEBUTUHAN MENDASAR SETIAP ORANG PERCAYA
Posted by GBI Kudus
On Minggu, Oktober 03, 2010