Global Leader (pemimpin global) adalah orang-orang percaya, hamba-hamba Tuhan yang hidupnya terhubung dengan surga dan memiliki kecenderungan hati yang tertuju kepada kebenaran dan pada saat yang sama mereka adalah orang-orang yang memiliki pengaruh, disegani dan orang-orang yang mengambil keputusan di dunia sekuler.
Kebanyakan yang terjadi di jemaat: mereka mempunyai kehidupan rohani yang baik, tetapi di dunia pekerjaan mereka tidak berprestasi. Dan kelompok yang lain adalah mereka mempunyai kehidupan rohani yang jelek tapi unggul di dalam pekerjaan. Dua kelompok ini sama-sama tidak berdampak. Tuhan ingin unggul di dalam segala hal, rohani dan berprestasi di dunia kerja.
“Orang-orang benar akan mewarisi negeri dan tinggal di sana senantiasa ” (Mazmur 37:29). Ini adalah janji dan rencana Tuhan. Dan rencana Tuhan tidak pernah gagal. “Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal” (Ayub 42:2).
Dari janji Tuhan di Mazmur 37:29, kita mendapat beberapa prinsip:
1. Tuhan telah menetapkan orang-orang benar untuk bangkit menjadi pewaris dan pemimpin negeri.
Inilah yang akan Tuhan lakukan: Ia akan menurunkan orang-orang fasik dan menganggkat orang-orang benar untuk menggantikannya menjadi pemimpin negeri. Tapi kita harus dapat memastikan, bahwa kita adalah orang-orang benar, yaitu orang yang hidup dalam kebenaran (firman).
Dalam Kejadian 37: 1-11, seperti biasanya Yusuf sebagai gembala, menggembalakan kambing domba bersama saudara-saudaranya. Tapi pengalaman hidupnya berubah ketika ia mendapat Firman melalui mimpi, Allah menetapkan Yusuf menjadi pemimpin negeri (Kejadian 37:6-9). Dan Yusuf membuat firman itu menguasai hidupnya. Visi dari Tuhan itulah yang membuat Yusuf tetap kuat menjadi budak di rumah Potifar dan juga di penjara Mesir. Visi itulah yang membuatnya tidak goyah menghadapi rayuan istri Potifar.
Saat Firman disampaikan, ada Anugerah di dalamnya. Tuhan berfirman bahwa orang-orang benar akan mewarisi negeri (Maz. 37:29). Jangan biarkan Firman berlalu, jangan sia-siakan Anugerah Tuhan, tapi buat Firman itu menguasai hidup mu! Promosi dari Tuhan akan datang ketika kita sudah benar-benar siap, hanya orang-orang yang siap yang akan Tuhan bangkitkan, jadi persiapkan seluruh aspek hidup mu.
2. Semua peristiwa dan keadaan yang terjadi dalam kehidupan kita pada hari-hari ini adalah bagian dari proses yang Tuhan lakukan sebelum Ia mempromosikan kita.
Ketika Yusuf berada di rumahnya, ia menghadapi kebencian dari saudara-saudaranya, di sini ia sedang diajar bagaimana meresponi dan mengambil keputusan bukan dari perasaannya.
Di rumah Potifar, Yusuf diberi kekuasaan atas rumah dan seluruh milik Potifar. Di sini Yusuf dilatih untuk jujur dan mempunyai integritas. Karena kebenaran Yusuf masuk penjara, dan di dalam penjara, Allah menyertainya, Allah membuat Yusuf menjadi kesayangan bagi kepala penjara, sebab itu kepala penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, juga segala pekerjaan yang dia lakukan di situ, Yusuflah yang mengurusinya. Tentu ada kesempatan untuk Yusuf dapat lari dari penjara, tapi itu tidak dilakukan oleh Yusuf, ia tetap bertahan di penjara walau bukan karena kesalahannya, tapi karena kebenaran. Tapi di penjara itulah Yusuf bertemu dengan juru minuman dan juru roti raja, dan dari situlah Yusuf mendapatkan “kendaraan” untuk masuk ke dalam istana Firaun (Kejadian 39: 1-40 : 23)
Bukankah seringkali karena kebenaran kita seperti masuk ke dalam “penjara”?. Tapi ketika kita selalu meresponi dengan cara yang ilahi, segala sesuatu yang terjadi justru mendatangkan kebaikan (Roma 8:28 ). Kebencian saudara-saudara Yusuf, seakan menjadi kutuk bagi Yusuf, tapi dengan sikap (respon) yang ilahi, Yusuf dapat mengubah kutuk menjadi berkat (Kejadian 50:20). Ketika kita dapat meresponi dengan cara yang ilahi, maka proses pembentukkan akan berjalan dengan cepat.
3. Tuhan akan memberikan ladang-ladang yang berbeda untuk kita usahakan.
Yusuf berasal dari keluarga peternak, ia dan saudara-saudaranya adalah pengembala kambing domba. Sejak Yusuf mendapat mimpi dari Tuhan, perjalanan hidupnya berubah. Setelah Tuhan selesai membentuknya, Tuhan memberikan ‘ladang’ baru kepada Yusuf, yaitu sebagai pemimpin kedua di Mesir.
Untuk mendapatkan ‘ladang’, caranya dengan membeli, atau juga dengan mewarisi. ‘Membeli’ artinya adalah ada harga yang harus kita bayar untuk mendapatkan ‘ladang’ baru. Jika kita hanya memiliki cangkul untuk mengerjakan ladang, maka Allah tidak akan memberikan kepada kita ladang yang berhektar-hektar. Tapi jika kita memiliki traktor dan alat berat lainnya yang dapat kita gunakan untuk mengerjakan ladang, tentu Allah akan memberi kepada kita ladang yang luas untuk kita kerjakan, dan kita harus memastikan bahwa ladang yang Tuhan berikan itu tidak kita sia-siakan. Ketika kita bersedia membayar harganya demi dapat memperbesar kapasitas kita (dengan belajar, mengasah ketrampilan, dan lain-lain), maka kita akan dapat ‘membeli’ ladang yang baru. Minimal Tuhan mempercayakan kepada kita satu ladang, jika kita setia, maka Tuhan akan memberikan kepada kita ladang-ladang yang lain.
Buang segala bentuk kemalasan! Perbesar kapasitas! Promosi datang ketika kita siap. Seadainya promosi datang ketika kita belum siap, maka kita akan membuang kesempatan emas itu. Siapkan dirimu dari sekarang!
4. Akan segera terjadi berbagai peristiwa ilahi yang didesain oleh Allah sendiri dengan tujuan untuk mulai mempromosikan kita.
Ketika Yusuf siap, Allah membuat Firaun bermimpi. Tidak ada orang bijak di Mesir yang dapat mengartikan mimpinya, ini adalah saat-saat Yusuf mendapat promosi. Dan dengan hikmat Allah Yusuf mengartikan mimpi Firaun (Kejadian 41:1-36).
Ketika Goliat menantang-nantang orang Israel , saat itulah Daud mendapat promosi dari Tuhan (1 Samuel 17: 12 -39).
Jika ada tantangan di depan kita, jangan lari menjauh seperti Saul, tapi larilah mendekat seperti Daud, karena dibalik tantangan itu ada promosi. “Dengan Allah akan kita lakukan perbuatan-perbuatan gagah perkasa, sebab Ia sendiri akan menginjak-injak para lawan kita. “ (Mazmur 60:14)