• RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

HAL-HAL YANG HARUS KITA HINDARI

Posted by GBI Kudus On Senin, Oktober 25, 2010

1. Menjadi Orang Kristen yang paling celaka

“Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku. Aku manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” (Roma 7:23-24).
Orang Kristen yang paling celaka adalah orang Kristen yang membiarkan dosa ada dalam dirinya.
Sejak kita menerima Kristus dalam hati kita, kita menjadi ciptaan yang baru (II Korintus 4:17). Roh kita dicipta segambar/ sehakekat RohNya Kristus. Melalui kematian dan kebangkitanNya, Kristus telah mengalahkan setan dan pekerjaannya, Kristus telah mengalahkan dosa, Kristus telah mengalahkan maut. Dan kita telah menerima Roh yang sedasyat itu. Karena itu Firman Tuhan berkata bahwa kita lebih dari pemenang (Roma 8:17).
“Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus” (Galatia 2:19). Dengan kematian Kristus di kayu salib, kita juga turut mati di kayu salib. Yang mati di kayu salib adalah ke-akuan kita, dosa kita, hidup lama kita, kedagingan kita. Dan ayat selanjutnya (Galatia 2:20) mengatakan: ”Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang ku hidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diriNya untuk aku” sekarang bukan aku lagi yang hidup, tapi Kristus yang hidup di dalam aku. Sekarang kita menghayati hidup kita yang baru, yaitu hidupnya Yesus yang ada di dalam kita.
“Demikianlah hendaknya kamu memandangnya ; bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.” (Roma 6:11). “Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.” (Roma 6:14). Ayat ini menunjukkan kepada kita, bahwa sejak kita menerima Kristus, sifat dasar untuk berbuat dosa yang ada pada kita sudah dicabut oleh Kristus. Hal ini kita terima dengan iman dan kita harus menyadari sepenuhnya bahwa sifat dasar kita untuk berbuat dosa sudah dicabut oleh Kristus. Yang masih ada hanyalah kebiasaan dosa dan ini harus kita atasi. Tugas kita adalah: menolak yang lama (dosa dan kebiasaannya) dan menghayati hakekat kita yang baru, yaitu hidupnya Yesus yang ada pada kita. Bila kita menghayati hidupnya Kristus, maka akan dengan mudah untuk menolak dosa dan meninggalkan kebiasaan dosa. Karena Firman Tuhan mengatakan bahwa kita tidak dikuasai oleh dosa (Roma 6:14).
Allah sudah berjanji kepada kita dalam Yehezkiel 36:26-27 “Kamu akan Ku berikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Ku berikan kepadamu hati yang taat. RohKu akan Ku berikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapanKu: tetap berpegang pada peraturan-peraturanKu dan melakukannya”. Allah berjanji kepada kita; Ia memberi hati yang taat kepada kita, Ia menjauhkan hati yang keras dari kita dan Ia memberikan RohNya kepada kita dan Ia membuat kita taat dan hidup menurut FirmanNya. Pada saat kita mengambil keputusan untuk menolak dosa, maka Roh Kudus memberi kekuatan kepada kita sehingga kita mampu menolak dosa, dan akhirnya kita dapat hidup taat sesuai dengan Firman Tuhan.
Jadi jika kita jatuh di dalam dosa, itu bukan karena besarnya kuasa dosa menarik kita, tapi karena kita salah mengambil keputusan. Karena segala sarana dan fasilitas yang kita butuhkan untuk hidup kudus dan taat sudah Tuhan berikan kepada kita. Apalagi bila orang Kristen yang membiarkan dosa ada dalam dirinya (hidup dalam dosa), mereka pasti memiliki hati nurani yang tercabik-cabik, karena mereka tahu yang salah, tapi tidak mampu menolaknya dan karena mereka tidak menghayati hidupnya yang sejati yaitu hidup Yesus yang ada padanya. Karenanya, Paulus mengatakan: orang Kristen yang paling celaka adalah orang Kristen yang membiarkan dosa ada dalam dirinya. Orang Kristen yang hidup di dalam dosa, hidupnya tidak dapat menjadi saksi bagi Kristus. Hanya dibutuhkan sebuah keputusan saja untuk meninggalkan dosa dan menolak dosa, karena dibalik keputusan yang benar, ada anugerah Tuhan yang tersedia, yang akan memampukan kita untuk dapat hidup taat.
Bangkitlah dalam kuasa Roh, ambil keputusan dengan benar, karena dalam keputusan yang benar ada anugerah Tuhan yang tersedia. Hiduplah sesuai dengan identitasmu yang sejati di dalam Kristus.

2. Menjadi Orang Kristen yang paling celaka

“Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia” (I Korintus 15:19).
Kalau pengharapan kita kepada Kristus terbatas pada hidup kita di dunia ini saja, maka kita adalah orang yang paling malang. Karena mengharapkan Yesus hanya untuk perkara-perkara duniawi saja. Orang yang seperti ini akan memanfaatkan Yesus hanya untuk memenuhi kebutuhan/ keinginannya saja. Hal itu menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang yang mementingkan diri sendiri dan berpusat pada diri sendiri.
Orang-orang yang mementingkan diri sendiri, walaupun mereka sepertinya aktif dalam pelayanan, sesungguhnya mereka sedang melayani keinginannya sendiri. Dalam pelayanan, mereka mencari kepuasannya sendiri, bukan mencari perkenanan Allah. Orang-orang yang berpusatkan dirinya sendiri, akan memakai karunia-karunia roh dan anugerah Allah untuk kepentingannya sendiri. Mereka seperti anak bungsu (dalam perumpamaan Tuhan Yesus – Lukas 15:11-32) yang menghambur-hamburkan kekayaan bapanya untuk kepuasannya sendiri. Mereka mengawali pelayanannya di dalam roh dan mengakhirinya di dalam daging. Dan seperti anak bungsu, hidup mereka akan berakhir di kandang babi (keadaan yang sangat rendah).
Orang-orang Kristen yang hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapannya kepada Kristus, mereka hidup dalam agendanya sendiri. Mereka hidup bagi kepentingannya sendiri, bukan kepentingan sorga. Mereka hidup dalam kerajaannya sendiri dan yang menjadi raja adalah diri mereka sendiri. Pada hal Allah ingin : kita hidup bagi kepentingan Kerajaan Sorga, yaitu : Allah ingin menjangkau lingkungan kita melalui hidup kita. Allah ingin : melalui hidup setiap anak-anakNya menyatakan kepenuhan Kristus. Mereka yang hidup bagi kepentingan sorga, mereka tidak hidup dengan apa yang mereka punya, tapi mereka hidup dengan persediaan sorga yang tak terbatas. Tapi mereka yang hidup bagi kepentingan sendiri (agendanya sendiri), mereka hidup dengan persediaan yang mereka punya. Karena itu Alkitab mengatakan; orang-orang yang hidup bagi kepentingannya sendiri adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia, karena mereka tidak mengerti rencana Allah dalam hidupnya.

Selaraskan keinginan-keinginanmu, hiduplah bagi agenda sorga. Allah punya rencana yang luar biasa dalam hidupmu. Melalui hidupmu, Allah ingin menjangkau lingkunganmu. Bangkitlah dalam kuasa roh, Allah mengatakan bahwa engkau adalah garam dunia dan terang dunia.