• RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

NILAI-NILAI HIDUP

Posted by GBI Kudus On Minggu, Mei 18, 2008

“Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.” (I Korintus 3:11). Kristus adalah dasar atau fondasi orang percaya. Dalam kematian dan kebangkitanNya, Kristus telah mengalahkan segala sesuatu (Efesus 1:22). Segala sesuatu yang telah dikalahkan Kristus adalah: kuasa iblis dan pekerjaan-pekerjaanya, yaitu; sakit penyakit, dosa dan pekerjaan-pekerjaan iblis yang lain. Bahkan maut telah dikalahkan Kristus. Dan sekarang kita yang percaya telah menerima Roh Kristus, Roh Sang Pemenang! Ini adalah dasar yang kokoh dan teguh.
Tapi bila dasar ini goyah, atau bila kita tidak yakin akan hal ini, maka kita akan goyah. Dan apakah yang dapat kita lakukan bagi Kerajaan Allah? “Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji.” (II Korintus 13:5).
Sebagai salah satu dampak dari kelahiran baru; kita telah menerima roh Kristus. Hal ini mengandung arti: bahwa kita mempunyai potensi yang dasyat. Sekarang kita mempunyai kuasa pengambilan keputusan. Berkat atau kutuk, itu tergantung pilihan. Kalah atau menang, itu tergantung pilihan. Berdosa atau tidak itu juga tergantung dari pilihan kita. Karena semua potensi untuk berkemenangan, untuk bebas dari dosa, untuk dapat hidup menyenangkan Bapa, sudah ada di dalam kita.
Sekarang pertanyaannya adalah: kita punya potensi Ilahi yang dasyat, tapi kenapa yang keluar tidak Ilahi? Itu karena kita masih hidup di dalam nilai-nilai duniawi. Nilai-nilai duniawi itu adalah seumpama racun. Ketika Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, mereka kehilangan nilai-nilai Ilahi dan tujuan Allah dalam hidupnya. Nilai-nilai duniawi semuanya bersumber dari kepentingan diri sendiri.
Nilai-nilai adalah sesuatu yang dijunjung tinggi, yang mengontrol, menjiwai dan mempengaruhi seluruh tindakan kita. Setiap orang mempunyai nilai-nilai dalam hidupnya dan nilai-nilai itulah yang akan mempengaruhi tindakan-tindakan kita.
Nilai-nilai dan tingkatan-tingkatannya:

- Tingkatan pertama:

Tidak melakukan sesuatu karena takut hukuman.
Contoh: Tidak berbuat dosa karena takut dihukum Allah, atau takut tidak diberkati.
Orang-orang yang mempunyai nilai seperti ini, mereka berpusat pada diri sendiri. Mereka masih dikendalikan oleh si jahat. Tidak heran bila iblis dapat leluasa mengganggunya.

- Tingkatan kedua:

Tidak melakukan sesuatu karena motivasi untung dan rugi.
Contoh:
- Melayani supaya diberkati.
- Memberi persembahan supaya diberkati berkali-kali lipat.
- Seorang anak berdoa supaya ibunya yang sakit cepat sembuh supaya dapat mengurus dirinya lagi.
Orang-orang yang mempunyai nilai seperti ini, mereka tidak siap untuk menderita bagi Kristus. Padahal kita dipanggil bukan hanya untuk percaya kepada Kristus, tapi juga untuk menderita bagi Dia (Filipi 1:29). Karena kadang demi untuk dapat hidup dalam kebenaran, kita harus menderita. Mereka yang punya motivasi untung dan rugi, tidak heran mereka sering mengkompromikan kebenaran supaya tidak menderita suatu kerugian. Mereka berpusat pada diri sendiri, dan masih dikendalikan sijahat, melalui nilai-nilai yang dihidupinya. Jika kita punya nilai seperti ini, tidak heran jika masih jatuh bangun, karena iblis masih leluasa ada di dalam hidup kita.

- Tingkatan ketiga atau tertinggi.

Pantang menghianati hati nurani dan pantang menghianati keyakinan akan yang baik dan benar.
Orang-orang yang seperti ini, adalah orang yang tidak takut menentang arus, mereka berani dalam kesendirian dan kesunyian karena memikul salib atau karena kebenaran. Mereka rela menderita karena kebenaran daripada menghianati hati nurani. Orang-orang yang seperti inilah yang akan dipakai Tuhan untuk mempengaruhi bahkan mengubah lingkungannya.
Musa adalah salah satu orang yang berani menderita karena Kristus. “Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun, karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa. Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah.” (Ibrani 11:24-26). Karena itulah Musa dipakai Allah untuk memimpin umat Israel keluar dari tanah Mesir, Musa membuat sejarah baru bagi bangsanya.
Demi hidup dalam kebenaran (Firman), seringkali kita harus menghadapi tantangan dan resiko. Tapi bila kita terus hidup di dalam kebenaran (taat), kita akan menghadapi tantangan itu bersama Allah.
Daniel, untuk tetap hidup dalam kebenaran, ia harus menghadapi gua singa, tapi ia melewati semalam tidur di gua singa tidak sendirian, ada Allah yang menyertainya di gua itu, sehingga singa-singa tidak dapat menyentuh tubuhnya sedikitpun (Daniel 6:1-29). Demikian juga dengan Sadrah, Mesakh dan Abednego. Maka harus menghadapi dapur api demi hidup dalam kebenaran. Tapi mereka menghadapi semua tantangan itu bersama Allah, sehingga api tidak dapat menghanguskan tubuh mereka. Bahkan melewati semua peristiwa itu, mereka dapat mempengaruhi sebuah kerajaan (Daniel 3:1-30).
Sekarang apakah nilai-nilai yang menggerakanmu? Jangan biarkan iblis dapat leluasa mengganggumu melalui nilai-nilai hidup yang kita miliki.