• RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

MENYATAKAN KEPENUHAN KRISTUS

Posted by GBI Kudus On Minggu, Mei 18, 2008

Hidup menyatakan kepenuhan Kristus, atau Kristus nyata dalam hidup jemaat, itulah yang harus terjadi dalam hidup jemaat.
Inti atau tujuan pelayanan para pelayan-pelayan Tuhan atau hamba-hamba Tuhan :

1. Memberitahukan rahasia bahwa Kristus ada di dalam hidup jemaat.

“Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan! Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.” (Kolose 1:27-28)
Ketika kita menerima Kristus, roh kita dicipta ulang menjadi baru. “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” (II Korintus 5:17). Roh kita yang baru itu sehakekat roh Kristus, punya potensi yang sama dengan roh Kristus. Inilah yang dimaksud ‘Christ in you’ (Kristus di dalammu) yang ada di dalam Kolose 1:27-28. Jadi ada potensi Ilahi di dalam hidup kita.
Ketika kita dibabtis Roh Kudus, itu artinya Roh Kudus memenuhi kita. Roh Kudus yang Bapa berikan akan melatih roh kita yang sehakekat dengan Roh Kristus itu dapat mencapai kepenuhan.
Seperti ketika Yesus masih bayi, Ia harus diungsikan ke Mesir oleh Maria dan Yusuf karena ancaman Herodes. Tapi ketika Yesus dewasa, Ia tidak gentar menghadapi apapun termasuk menghadapi Herodes. Ketika Yesus dewasa, Ia berani dan dapat menghadapi apapun guna menyelesaikan rencana Bapa dalam hidupNya.
Ketika kita lahir baru, roh kita yang sehakekat dengan roh Kristus itu masih ‘bayi’. Tapi ketika kita injinkan Roh Kudus bekerja kuat di dalam hidup kita untuk melatih roh kita, yaitu dengan kita meresponi setiap arahan-arahanNya – taat – maka akan tiba saatnya roh Kristus yang ada di dalam kita menjadi dewasa. Dan ketika hal itu terjadi, hidup kita akan mewakili Kristus di bumi ini.

2. Membuat Kristus nyata di dalam hidup jemaat.

“Hai anak-anakku, karena kamu aku menderita sakit bersalin lagi, sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu.” (Galatia 4:19).
Kristus nyata dalam hidup jemaat, hal inilah yang sangat dirindukan Bapa. Hal sama juga sangat dirindukan oleh Paulus dan para hamba-hamba Tuhan.
Cara untuk dapat menyatakan kepenuhan Kristus :

· Kita harus hidup di dalam hukum roh.

“Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. Roma 8:1-2.
Sekarang kita adalah ciptaan yang baru di dalam Kristus, yang lama sudah berlalu. Yang lama itu adalah sifat dasar untuk berbuat dosa sudah diganti oleh Kristus dengan sifat yang baru, yang mencintai kebenaran. Dahulu kita hidup di bawah hukum dosa dan hukum maut, yaitu : ketika dosa menggoda, kita tidak dapat menolaknya, kita langsung jatuh dalam dosa. Sekarang kita hidup di dalam hukum roh, sekarang kita mempunyai kuasa atas dosa (Roma 6:14). Sekarang ketika dosa datang menggoda, kita mempunyai kuasa untuk menolak dosa dan memilih kebenaran.
Kuasa pengambilan keputusan sudah Tuhan berikan kepada kita. Sekarang kita punya kuasa untuk menolak dosa dan memilih kebenaran. Karena sifat kita yang baru adalah mencintai kebenaran. Kita harus menggunakan kuasa pengambilan keputusan untuk memilih kebenaran dan menolak dosa. Jika kita biasa berkata ‘tidak’ kepada dosa, maka kita akan benci dosa.
Tapi mengapa banyak anak-anak Tuhan yang masih hidup dalam dosa? Itu karena mereka salah mengambil keputusan. Ketika kita mengambil keputusan untuk menolak tawaran dosa, seketika itu juga anugerahNya Tuhan limpahkan sehingga kita dapat menang atas dosa.
Ketika kita hidup di dalam hukum Roh, yaitu selalu berkata ‘tidak’ kepada dosa, (tidak dikuasai dosa – Roma 6:14), maka kemuliaan Kristus akan nyata dalam hidup kita.

· Kita harus hidup di dalam hukum Kerajaan Allah atau prinsip / nilai-nilai Firman Allah.
“Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.” (Efesus 4:21-24).
Memang di dalam Kristus, kita adalah ciptaan yang baru, tapi seringkali yang baru itu tidak muncul karena ‘tertutup’ oleh kebiasaan yang lama. Makanya Paulus mengatakan; kita harus menanggalkan manusia lama. Yang harus kita tanggalkan adalah: konsep pikir yang lama, kebiasaan-kebiasaan lama, sikap-sikap yang lama. Contohnya: suka mengkritik, suka menyalahkan orang lain, malas, suka mengomel dan lain-lain. Hal-hal inilah yang membuat Kristus tidak bisa nyata dalam hidup kita.
Jika kita masih hidup dengan cara yang lama, maka di dalam batin kita akan terjadi konflik, karena kita tahu hal yang tidak baik, tapi tetap dilakukan. Kita akan merasa tertuduh dan terus merasa bersalah. “Sebab selama masih diam di dalam kemah ini, kita mengeluh oleh beratnya tekanan, karena kita mau mengenakan pakaian yang baru itu tanpa menanggalkan yang lama, supaya yang fana itu ditelan oleh hidup.” (II Korintus 5:4)
Hiduplah sesuai dengan identitas yang baru di dalam Kristus. Firman Tuhan mengatakan bahwa ‘kita ini kudus’ (Ibrani 10:14), hiduplah sebagai orang-orang kudus. ‘Kita ini hamba kebenaran’ (Roma 6:18) hiduplah sebagai orang-orang yang benar, yaitu dengan cara-cara yang benar, pikirkanlah hal-hal yang benar. Jika kita biasa merenungkan Firman Allah dan mentaati Firman, maka kita akan dapat menanggalkan kebiasaan lama, sehingga potensi Ilahi yang sudah Tuhan taruh dalam hidup kita akan nampak keluar dan Kristus nyata dalam hidup kita.

· Kita harus hidup dalam hukum iman.

"Orang benar akan hidup oleh iman." (Roma 1:17b).
Apa yang kita imani, itulah yang akan terajdi (Matius 9:29). Jika kita takut dan khawatir, itu karena kita percaya bahwa masalah itu dapat menghancurkan kita. Tapi jika kita percaya bahwa kuasa Allah lebih besar dari segala sesuatu, maka tenanglah hati kita dan kita dapat bersyukur.
Abraham punya dua pilihan : percaya kepada kenyataan bahwa ia dan istrinya sudah tua dan tidak mungkin dapat melahirkan keturunan atau percaya bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang Ia janjikan. Abraham memilih untuk mempercayai Allah, dan apa yang ia percayai itulah yang terjadi (Roma 4:19-22).
Mana yang kau percayai? Masalahmu atau kuasa Allah?