• RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

BERKENAN KEPADA ALLAH

Posted by GBI Kudus On Minggu, Mei 18, 2008

Sebagai dampak salah satu dari kelahiran baru yang telah terjadi di dalam hidup kita, Tuhan telah memberikan kepada kita kuasa untuk dapat hidup memperkenankan Dia. “Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.” (II Petrus 1:3-4). Jadi untuk dapat memiliki suatu kehidupan yang berkenan kepada Allah, adalah bukan sesuatu yang mustahil.

Berkat orang yang berkenan kepada Allah:

1. Tuhan selalu menyatakan apa yang ada di dalam hatiNya berkaitan dengan hidup kita dan orang-orang yang kita kasihi.

- Abraham memiliki kehidupan yang berkenan kepada Allah karena itu ketika Allah hendak menghancurkan Sodom dan Gomora, Ia berfikir: "Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham apa yang hendak Kulakukan ini?” (Kejadian 18:17). Lalu Allah menceritakan rencanaNya itu kepada Abraham. (Kejadian 18:16-33)
- Pada waktu itu, bukannya tidak ada imam-imam di Israel. Tapi imam Eli dan imam-imam yang lain, mempunyai gaya hidup yang tidak memperkenankan Allah. Allah mengamati hidup Samuel, dan Ia berkenan kepadanya, karena itu Allah menceritakan segala yang akan Ia perbuat terhadap keluarga imam Eli kepada Samuel yang masih sangat muda (I Samuel 3: 1, 4:1)

2. Tuhan akan menyertai kita dan membuat apapun yang kita lakukan akan berhasil

- Ketika Yusuf dibuang ke dalam sumur oleh saudara-saudaranya dan dijual sebagai budak di Mesir, waktu itu Yusuf masih sangat muda. Yusuf belum banyak pendidikan dan pengalaman. Apalagi Yusuf adalah anak yang sangat dimanja oleh orangtuanya, sehingga ia tidak pernah melakukan pekerjaan-pekerjaan di rumah ayahnya. Tapi Yusuf yang miskin pengalaman dan pendidikan, ketika ia di rumah Potifar, Tuhan menyertainya dan membuat Yusuf selalu berhasil dalam pekerjaannya. Karena prestasi kerja Yusuf, maka Potifar, tuannya memberikan kuasa atas rumahnya dan segala miliknya ( Kej 39:1-23)
- Bukan hanya di rumah Potifar saja Yusuf berhasil, di dalam penjara (karena fitnah istri Potifar) dan di Istana Firaun, Tuhan menyertainya dan membuat Yusuf berhasil.

3. Tuhan akan memberikan otoritas untuk kita dapat bernegosiasi dengan Tuhan guna kepentinganNYa untuk banyak orang.

Jika gereja atau orang-orang percaya dapat memasuki dimensi ini, maka gereja atau orang-orang percaya akan dapat berfungsi sebagai eklesia – sekelompok orang-orang percaya yang dapat menentukan kesejahteraan dan masa depan kota dan bangsanya. Seperti apa yang telah dilakukan Abraham dan Musa.
- Allah memberi kesempatan kepada Abraham untuk bernegosiasi denganNYa tentang masa depan Sodom dan Gomora (Kej 18:16-33). Mengapa Allah mempercayakan Sodom dan Gomora kepada Abraham? Karena Allah tahu bahwa Abraham akan membawa kota itu untuk taat, seperti Abraham membawa keluarganya taat kepada Dia ( Kej 18:19)
- Ketika bangsa Israel menyembah patung lembu emas, Allah marah dan bermaksud membinasakan bangsa Israel, tapi Musa mencoba melunakkan hati Allah supaya Israel tidak dihancurkan. “Dan menyesallah TUHAN karena malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya.” (Kel 32:14).

4. Tuhan akan menyatakan jalan-jalanNYA, sehingga kita dapat mewakili Tuhan.
Ketika kita menjadi firman yang hidup – menjadi pelaku firman, hidup kita akan menjadi tanda bagi orang-orang yang mencintai kebenaran (firman), kita akan seperti bau harum. Tapi bagi orang-orang yang menbenci kebenaran (tidak hidup dalam kebenaran), kita akan seperti bau kematian dan kita akan menjadi ancaman bagi mereka dan akhirnya menolak kita (2 Kor 2:15-16).

5. Tuhan akan menyatakan kerinduanNYA yang terdalam yang belum pernah diwahyukan kepada orang lain.
Allah hanya akan menunjukkan isi hantiNYA kepada orang-orang yang dekat dengan DIA. Semakin kita dekat dengan Allah, maka Allah akan “menceritakan” isi hatiNYA kepada kita, supaya kita dapat mewujudkan kerinduan hatiNYA.
Kepada Daud, Allah menyatakan kerinduanNYA tentang sebuah bait bagi Allah. Walaupun Daud tidak diijinkan untuk membangun bait Allah, tapi Daud mempersiapkan segala yang diperlukan untuk pembangunan bait Allah dan Salomo anaknya yang membangunnya ( 2 Sam 7:1-17).

6. Tuhan akan menggerakan orang-orang untuk berbuat baik kepada kita, sehingga kita dapat menyelesaikan kehendakNya.
Ketika Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan makanan dan minuman raja, maka Allah membuat hati pemimpin pegawai istana raja menaruh kasih dan sayang kepada Daniel, sehingga para pegawai raja mengatur menu makanan sedemikian rupa sehingga Daniel hanya makan sayur dan minum air sesuai dengan ketetapan hatinya untuk tidak menajiskan dirinya (Daniel 1:6-17).
Hal yang sama pun akan terjadi pada kita, jika hidup berkenan kepadaNYA, Allah akan menggerakkan orang-orang untuk berbuat baik kepada kita sehingga kita dapat makin efektif menyelesaikan kehendakNYA.

7. Tuhan akan menentapkan dan meneguhkan kita kepada posisi yang telah Ia sediakan bagi kita.
Justru melalui dapur api, Allah semakin mengkokohkan posisi Sadrakh, Mesakh dan Abednego dalam kerajaan Bebilonia, dan pengaruh mereka makin diperluas (Daniel 3:1-30)
Seringkali justru melalui peristiwa-peristiwa yang tidak “enak” ketika kita meresponi dengan benar, melalui semuanya itu Allah akan semakin mengkokohkan posisi kita dan memperluas “daerah pengaruh kita”. tapi yang pasti semuanya itu akan semakin berdampak bagi kerajaan Allah. Jika lulus ujian akan dapat promosi.

Bagiamana dapat hidup berkenan kepada Tuhan?
1. Milikilah Integritas
Integritas adalah sikap hati yang dicari Tuhan yang muncul akibat pengambilan-pengambilan keputusan yang selaras dengan Firman.
Tuhan mencari orang-orang yang selalu konsisten hidup dalam kebenaran. Kita harus memiliki nilai: pantang menghianati hati nurani dan apa yang diyakini benar. Dan kebenaran yang sejati adalah FirmanNYA.
2. Ketulusan
Ketulusan adalah sifat dasar roh kita hasil dari persekutuan yang intim dengan Tuhan.

- Tanda-tanda orang yang tulus:
1. Orang yang sudah terbebas dari konflik batin.
2. Tidak mencoba memanfaatkan apapun dan siapapun demi kepentingan pribadi.
3. Orang yang memiliki rasa aman yang tinggi
4. Orang yang mau terus menerus menyangkali diri sendiri untuk hidup dalam kebenaran.

3. Taat
Allah sedang mencari orang-orang yang taat mutlak kepada FirmanNYA, yang mau membayar apapun untuk taat. Untuk taat (hidup dalam kebenaran), terkadang ada resiko yang harus kita hadapi. Tapi kita menghadapi resiko itu tidak sendirian, ada Allah di pihak kita. seperti Daniel, untuk taat, gua singa menantinya, tapi ia masuki gua singa demi ketaatan bersama Allah justru melalui gua singa itu, kemuliaan Allah dimasyurkan dan Daniel mendapat promosi (Daniel 6:1-29).