• RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

BANGKIT DALAM KUASA FIRMAN

Posted by GBI Kudus On Minggu, Mei 18, 2008

Dari Firman Tuhan untuk jemaat di Laodikia dalam Wahyu 3:14-22 kita akan belajar sesuatu yang luar biasa. Dalam Wahyu 3:15a. Allah berkata:”Aku tahu segala pekerjaanmu.” Dalam segala hal dan segala situasi, Allah melihat dan menilai hidup kita. Kita akan mempertanggung jawabkan perbuatan kita di hadapan Allah. Ibrani 4:13 berkata: “Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.” Kita harus membangun hidup kita di atas penilaian Allah. Bahkan Tuhan mengajar kepada kita:”Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” (Kolose 3:23).
“Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku. Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,” (Wahyu 3:15-17). Jemaat di Laodikia adalah jemaat yang tidak dingin dan tidak panas, mereka suam-suam kuku. Jemaat di Laodikia adalah gambaran jemaat yang tidak mau berubah. Mereka merasa hidup mereka telah mapan dan mereka tidak kekurangan apa-apa, hidup mereka cukup bahkan mereka kaya. Jemaat di Laodikia adalah gambaran jemaat yang kaya secara manusiawi tapi miskin secara rohani. Mereka masih beribadah dan mendengarkan Firman, tapi tidak ada kehidupan roh di dalamnya, bagi mereka ibadah hanyalah suatu kegiatan rutinitas saja. Mereka tidak mengijinkan kuasa Firman merombak cara berfikirnya, nilai-nilainya dan gaya hidupnya. Allah dan kebenaranNya (hal-hal rohani) bagi mereka berada dalam urutan yang kesekian dalam hidup mereka. Mereka lebih mengutamakan hal-hal lahiriah dari pada hal-hal rohani. Mereka berfikir bahwa kegiatan-kegiatan agamawi dan pelayanan dapat menggantikan persekutuan mereka kepada Tuhan dan ketaatan kepadaNya. Persekutuan dengan Tuhan dan ketaatan kepada Dia tidak dapat diganti dengan apapun. Yang seharusnya adalah: ibadah dan pelayanan kita harus lahir dari ketaatan dan persekutuan yang indah dengan Dia. Kepada jemaat seperti di Laodikia ini, sampai-sampai Allah berkata: “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.” (Wahyu 3:20). Kepada jemaat yang seperti ini, Allah menegor dengan keras. Allah berkata: “Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.” (Wahyu 3:16). Allah akan memuntahkan mereka jika mereka tidak berubah, artinya adalah: untuk jemaat yang tidak mau berubah, Allah akan membiarkan mereka berjalan di luar anugrahNya. Hidup di luar anugerah Tuhan adalah hidup di luar perlindungan dan pemeliharaanNya.
Kepada Jemaat di Laodikia dan juga kepada kita, Allah memberikan arahan: “Maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.” (Wahyu 3:18).

1. Membeli dari padaKu emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya – ada harga yang harus di bayar untuk memiliki roh yang berkobar-kobar setiap saat.
Tuhan ingin kita membayar harganya untuk: memiliki hati yang haus dan lapar akan Dia, memiliki kerinduan untuk melakukan kehendak Tuhan, memiliki kobaran roh atau dinamika roh. Dengan memiliki dinamika Roh, maka pewahyuan demi pewahyuan Firman akan tersingkap bagi kita. Bila kita hidup dalam pewahyuan Firman, hidup kita akan kokoh karena kita hidup di atas perkataanNya.
Paulus memberi nasehat kepada Timotius: “Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.” (II Timotius 1:6). Dengan kata lain Paulus berkata kepada Timotius supaya Timotius selalu menjaga sedemikian rupa agar pekerjaan roh yang ada pada Timotius selalu berkobar dalam kepenuhannya. Jaga supaya selalu memiliki roh yang menyala-nyala. Bangun manusia Roh setiap hari dengan berdoa bahasa Roh yang meluap-luap (I Korintus 14:4). Bila rasa haus dan lapar akan Allah dan kebenaranNya mulai hilang atau bila rohmu tidak lagi berkobar-kobar dan mulai dingin, cepat-cepatlah berpuasa, berusahalah sedemikian rupa agar rohmu kembali berkobar-kobar. Untuk itu ada harga yang harus dibayar. Tuhan menghargai kita yang bersungguh-sungguh hati dihadapanNya (“Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.” II Tawarikh 16:9)

2. Pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjangan yang memalukan – milikilah gaya hidup yang Ilahi.
Di Kamboja, baru-baru ini ditemukan di hutan seorang wanita yang berperilaku seperti kera, ia berjalan dan makan seperti seekor kera, ia pandai memanjat pohon. Setelah diselidiki ternyata ia adalah anak seorang petani di tepi hutan itu. Orang tuanya mengenali dia dari bekas luka yang ada ditangannya, wanita itu telah hilang di hutan 18 th yang lalu waktu itu ia masih berumur 8 th. Sekarang keluarganya menjaga dia, dan mulai melatihnya untuk perilaku layaknya seperti manusia. Karena memang hakekatnya ia adalah seorang manusia. Demikian juga dengan kita, kita yang percaya kepada Yesus mempunyai potensi untuk dapat hidup seperti Yesus, tapi karena dunia dan gaya hidup yang tidak Ilahi telah melatih kita sehingga potensi Ilahi yang ada pada kita tidak keluar / termanifestasi. Sekarang Roh Kudus melatih kita dengan kebenaran-kebenaran Firman Tuhan yang Ia berikan kepada kita supaya kita meninggalkan gaya hidup yang lama dan memiliki gaya hidup yang Ilahi. Dengan memiliki hati yang responsif terhadap Firman dan hati yang lembut, mudah dibentuk dan diajar, kita akan dengan mudah mentaati setiap arahan-arahan Tuhan lewat FirmanNya yang kita terima. Jika Firman Tuhan yang kita terima membaharui cara berfikir dan nilai-nilai hidup kita, maka kita akan memiliki gaya hidup yang selaras dengan Firman Tuhan.

3. Minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat. – Milikilah cara pandang Ilahi –
Jika mata hati kita terbuka, maka kita dapat menghargai hal-hal rohani. Karena hal-hal yang berarti adalah hal-hal yang bernilai kekal, bukan hal-hal yang dapat rusak oleh oleh karena waktu ataupun yang lain. Seperti Paulus yang mempunyai mata hati yang terbuka, ia berkata:”Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.” (II Korintus 4:18). Musa juga mempunyai nilai: “Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah.” (Ibrani 11:26).
Melalui renungan kita kali ini, kita harus mulai melihat hidup kita, jangan-jangan kita ini seperti jemaat di Laodikia. Kita memang masih beribadah, tapi sudah tidak ada kehidupan roh di dalamnya. Jika kita seperti jemaat di Laodikia dan kita menyadari hal ini dan kita ingin berubah, Firman Tuhan berkata: “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat." (Wahyu 3:22). Ketika hati kita terbuka bagi Dia, maka kita akan mendapat impartasi – kemampuan Ilahi – sehingga kita dapat berubah (“Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.” Wahyu 3:20). Ketika kita mendengarkan arahan-arahan Tuhan, maka kita akan menang dan didudukkan setahta dengan Kristus. (“Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.” – Wahyu 3:21). Artinya adalah: jika kita mendengarkan dan melakukan arahan-arahan Firman Tuhan – taat – maka kita akan memiliki otoritas dan kuasa Ilahi. Karena otoritas Ialhi yang Tuhan berikan kepada kita sebanding dengan ketaatan kita kepada Dia.