• RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

TIDAK ADA YANG KEBETULAN

Posted by GBI Kudus On Selasa, November 23, 2010

“Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun. Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, —yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit—,maka hal itu akan diberikan kepadanya.” (Yakobus 1:2-5)
Dalam menghadapi setiap situasi, yang kita butuhkan adalah hikmat, supaya kita dapat melihat semuanya dari sudut pandang Tuhan. Dalam hal ini, ada beberapa prinsip yang penting :

Setiap orang percaya mengalami ujian.
Seperti anak-anak sekolah, untuk dapat naik kelas, mereka harus menghadapi ulangan atau ujian. Tapi ada seorang anak Taman Kanak-kanak, ia berkata kepada ibunya :’Kalau ibu sayang sama aku, ijinkan aku tetap di TK saja, aku tidak ingin naik di SD’. Anak itu ingin tetap di TK, karena di TK ia dapat bermain-main dan tidak harus banyak belajar. Dia melihat kakaknya yang di SD harus banyak belajar dan pulang sekolahnya sampai siang hari. Kadang orang-orang percaya juga bersikap seperti itu.
Dalam doa Bapa kami, Tuhan Yesus mengajar kita untuk berdoa sebagai berikut: “Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)” (Matius 6:13). Sepertinya doa itu bertentangan dengan Yakobus 1:2 “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,” Tapi sebenarnya tidak. Dalam Matius 6:13, bukan berarti supaya kita terhindar atau tidak mengalami ujian, tapi Matius 6:13 mempunyai arti: ‘Bawa aku ke dalam posisi rohani, sehingga pencobaan tidak menjadi masalah bagiku’. Ini berbicara tentang posisi rohani, ada posisi rohani dimana pencobaan tidak menjadi masalah bagi kita. Seperti Tuhan Yesus, Ia dicobai iblis di padang gurun, tapi Ia tidak terjatuh dalam pencobaan. Ketika kita menyelaraskan pikiran kita dengan kebenaran (Firman), maka kita tidak akan jatuh karena pencobaan. Karena kita dicobai oleh keinginan (pikiran) kita sendiri, seperti Yakobus 1:14 “Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.”

Bentuk-bentuk ujian.
Setiap pengalaman yang Allah ijinkan terjadi di dalam kita, itulah bentuk ujian, jadi tidak ada yang kebetulan.
Iblis memakai pencobaan untuk menghancurkan kita. Tapi pencobaan dipakai Tuhan untuk meningkatkan kita, karena ketika kita lulus ujian, kita akan dapat promosi.
Tuhan tidak pernah menjanjikan langit selalu cerah, tapi Ia menjanjikan penyertaanNya. Dalam setiap keadaan, anugerah kekuatanNya memampukan kita untuk dapat keluar sebagai pemenang, sehingga jalan hidup orang percaya, akan terang, semakin terang, dan kemuliaan Kristus makin menjadi nyata (Amsal 4:18).
Kita dapat meresponi segala sesuatu dengan cara yang Ilahi bila pikiran kita selaras dengan kebenaran Firman. Buat setiap Firman yang kita terima untuk membentuk ulang hidup kita.

Ujian Iman
Ujian iman, karena yang diuji adalah iman. Setiap peristiwa Tuhan ingin iman kita meningkat. Iblis mencoba merekayasa sedemikian rupa untuk menghancurkan iman kita lewat segala peristiwa.
Iman sebanding dengan pemahaman kita akan Firman. Jadikan membaca Firman dan merenungkan Firman menjadi gaya hidup kita. Mintalah Roh Kudus untuk mengajar kita sehingga kita dapat memahami Firman. Semakin kita memahami Firman, semakin kita percaya kepada Firman, semakin kuat iman kita. Penuhi pikiranmu dengan Firman – janji Tuhan! Buat setiap janji Tuhan bergeloran dalam hatimu!

Rahasia Menang.
“Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.” (Ibrani 12:1-2).
Fokuskan hidup kita kepada Yesus dan janji-janjiNya. Dalam segala keadaan, pegang teguh FirmanNya – janjiNya. Jangan terpengaruh oleh peristiwa yang terjadi, jangan goyah sedikitpun, terus pegang janjiNya. “Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah. Engkau, TUHAN, yang akan menepatinya,” (Mazmur 12:7-8a). Dalam menggenapi janji-janjiNya, Allah tidak bergantung pada kemampuan kita, tapi bergantung pada kemampuanNya. Adakah yang terlalu sulit untuk Allah lakukan?
Iblis mencoba sedemikian rupa agar kita membuang janji Tuhan dan percaya kepada dusta iblis. Iblis mendorong kita untuk fokus pada pencobaan, godaan dan masalah. Tetapi ketika kita fokus pada Tuhan dan janjiNya, masalah itu menjadi kecil. Ketika kita fokus pada Allah dan rencanaNya, maka segala sesuatu mendatangkan kebaikan. Jangan goyah! Maju terus! Padang Yesus dan janjiNya!.

Tujuan Ujian.
- Supaya kita tekun.
“Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.” (Yakobus 1:2-3). Tuhan ingin kita menjadi orang tekun, gigih, kuat dan tahan uji (Roma 5:3-4), bukan orang percaya yang lemah, gampang menyerah, gampang putus asa. (Baca warta tanggal 15 Juni 2008 - kwalitas hidup.)
- Sempurna.
Artinya: mengalami kepenuhan Kristus, atau karakter Kristus dinyatakan. “Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.” (Yakobus 1:4). Allah ingin: dunia melihat karakter Kristus dinyatakan oleh anak-anakNya dalam kehidupan sehari-hari.